Suara.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) menunjuk SMK Raden Umar Said Kudus jadi tempat magang 18 siswa dan empat guru dari berbagai sekolah di Indonesia. SMK Binaan Djarum Foundation ini memiliki beberapa kelebihan.
Kemdikbudristek menaruk perhatian khusus kepada sektor ekonomi kreatif di Indonesia yang mengalami perkembangan pesat. Berkembangnya sektor ini berbanding lurus dengan permintaan tenaga ahli di berbagai industri sektor ekonomi kreatif.
Kemdikbudristek pun kemudian menunjukn SMK Raden Umar Said Kudus membuat prorgam magang yang diikuti oleh siswa dan guru SMK dari berbagai daerah di Indonesia.
SMK yang terpilih untuk mengikuti program magang di SMK Raden Umar Said Kudus yaitu SMKN 2 Garut, SMKN 11 Semarang, SMKN Darul Ulum Muncar, SMKN 1 Cermee, SMKN 11 Malang, SMKN 1 Dlanggu, SMKN 1 Boyolangu, SMKN 1 Buer, serta SMKN 4 Malang.
Baca Juga: Ajak Generasi Muda Peduli Lingkungan, BLDF Rilis Web Series dan Gerakan Siap Darling
SMK Raden Umar Said Kudus selama ini dikenal sebagai SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) yang merupakan program pengembangan SMK dengan tujuan untuk mengingkatkan kualitas dan kinerja, peningkatan ini dapat dicapai dengan adanya kemitraan dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Menariknya SMK Raden Umar Said Kudus justru memiliki industrinya sendiri di SMK, dengan menerapkan sistem pembelajaran yang menyerupai industri profesional. Selain itu para pengajar di SMK Raden Umar Said Kudus juga merupakan praktisi industri, sehingga akan dengan mudah menerapkan budaya-budaya industri di sekolah.
Hal inilah yang menjadi salah satu pertimbangan Kemdikubudristek dalam memilih SMK Raden Umar Said Kudus sebagai tempat magang untuk guru dan siswa terpilih dari SMK seluruh Indonesia guna meningkatkan kompetensi yang dimiliki.
Kegiatan magang yang berlangsung selama dua bulan ini diharapkan mampu untuk memberikan pengalaman bekerja layaknya berada di industri bagi siswa dan guru SMK jurusan Animasi dan Multimedia. Selain itu tentu saja, kegiatan magang ini juga diharapkan mampu meningkatkan keterampilan peserta dan menambah portofolio.
Selain meningkatkan hard skills, kegiatan magang ini bertujuan untuk meningkatkan soft skills melalui pekerjaan yang diberikan. Misalnya saat peserta magang harus mengerjakan pekerjaan dengan tenggat waktu yang sangat ketat, mereka dituntut untuk bisa berkomunikasi dan berkolaborasi dengan berbagai divisi, serta berpikir kritis dan kreatif agar dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi saat menyelesaikan proyek tersebut.
Menariknya, pekerjaan yang diberikan adalah proyek nyata dari industri, sehingga para peserta magang tidak hanya sekedar "on the job training" tetapi dapat merasakan budaya industri yang sesungguhnya.
Sebanyak 11 pengajar dari SMK Raden Umar Said Kudus, menjadi tenaga pendamping yang bertanggung jawab untuk dapat meningkatkan keterampilan peserta agar memiliki keterampilan berstandar industri.
Proses peningkatan keterampilan ini dilakukan dengan memberikan pekerjaan disertai tenggat waktu yang ketat, namun dengan menghasilkan kualitas yang sama dengan standar industri.
Erwan Septiyono sebagai salah satu peserta yang merupakan guru 3D modeling dari SMKN 1 Boyolangu, mengakui tugas yang diberikan cukup menantang. Erwan mengatakan, bekerja dengan standar industri belum biasa dilakukan di SMK, dan ini jadi sebuah tantangan untuknya.
"Ya sebenarnya ini cukup sulit, karena kami belum terbiasa bekerja layaknya di industri. Namun saya yakin setelah magang ini selesai, saya dan teman-teman bisa menerapkan di SMK masing-masing," imbuh Erwan Septiyono.