Suara.com - Meskipun dapat disembuhkan dan dapat dicegah, TBC masih menjadi salah satu penyakit paling mematikan di dunia, karena banyak yang tidak memahami pentingnya deteksi dini. Asia Tenggara sebenarnya membawa beban tertinggi untuk TBC secara global; sebanyak 4 dari 10 orang dengan TBC di wilayah tersebut tidak terdiagnosis dan tidak diobati.
Indonesia sendiri masih menjadi salah satu negara dengan beban TBC tertinggi ketiga di dunia dengan perkiraan jumlah orang yang jatuh sakit akibat TBC mencapai 824.000 (Sumber: WHO Global TB Report 2021). Fakta tersebut tidak serta merta menutup mata kita terhadap permasalahan penyakit ini.
PT Johnson & Johnson Indonesia menyadari bahwa langkah awal yang penting dilakukan adalah mendorong partisipasi publik dalam upaya penanggulangan TBC nasional dan mengeksplorasi inisiatif dengan mengaktifkan pemuda sebagai agen perubahan.
Sejak tahun 2015 PT Johnson & Johnson Indonesia berperan aktif dalam program pemberantasan TBC yang berfokus pada tiga hal: (1) edukasi dan peningkatan kesadaran publik; (2) peningkatan kapasitas; dan terkait dengan (3) akses terhadap diagnosis dan perawatan.
Tahun lalu, Johnson & Johnson Global Public Health, bersama dengan Program Tuberkulosis Nasional Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam, sukses menyelenggarakan Forum Tuberkulosis Asia-Pasifik 2021 (Asia-Pacific Tuberculosis Forum 2021). Forum yang dilaksanakan virtual pada 30 November dan 7 Desember 2021 tersebut bertujuan untuk mendorong kemajuan regional menuju penghentian TBC – yang, meskipun dapat dicegah dan diobati, tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian akibat penyakit menular di wilayah Asia-Pasifik.
Baca Juga: Angka Kematian Akibat Tuberkulosis Ternyata Lebih Besar dari Covid-19
Dengan tema ‘Bersatu Melawan TBC’ (United Against TB), forum tersebut dihadiri oleh hampir 500 peserta, termasuk para pemimpin, pembuat kebijakan, LSM, dan dokter dari seluruh wilayah Asia-Pasifik.
Pembicara dari Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam berbagi praktik terbaik, pembelajaran, tantangan, dan rekomendasi lokal, dengan tujuan bersama untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengakhiri TBC pada tahun 2030 (Eliminasi TBC 2030).
Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia Tahun 2022, PT Johnson & Johnson Indonesia secara resmi mengumumkan dimulainya gerakan sosialisasi United Against TB dengan memberdayakan generasi muda dalam mendukung penanggulangan TBC di Indonesia.
Gerakan yang diselenggarakan hingga akhir tahun 2022 ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan deteksi dini, membuka akses perawatan bagi pasien yang tidak terdiagnosis dengan cara meningkatkan pemahaman generasi muda tentang penyakit ini, mendorong perilaku hidup bersih dan sehat secara aktif, serta mengadvokasi orang-orang di sekitar mereka.
Program ini merupakan bagian dari komitmen PT Johnson & Johnson Indonesia dalam mendukung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk menekan angka penularan penyakit TBC di Indonesia, antara lain dengan meluncurkan program gamifikasi TB Warrior (Pejuang TBC) – melalui https://linktr.ee/tuberculosiswarriors, situs web edukasi TBC yaitu www.tbwarriors.com yang menyediakan sumber daya dan informasi tentang TBC, serta hackathon untuk solusi inovatif dan kreatif yang dapat menginspirasi perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan anak muda.
Baca Juga: Masyarakat Takut ke Rumah Sakit Gara-gara Pandemi, Penanganan Tuberkulosis Jadi Terhambat
Sosialisasi ini menyasar usia produktif usia 18-28 tahun sebagai target sekaligus katalisator.
Di Indonesia, PT Johnson & Johnson Indonesia juga melibatkan influencer dan public figure seperti Dhila Bekti dan Bintang Emon sebagai duta generasi muda untuk memulai keterlibatan dan minat terhadap gerakan sosialisasi ini.
“Dengan meluncurkan gerakan sosialisasi yang memberdayakan generasi muda untuk mengakhiri TBC, kami mengakui potensi generasi muda sebagai agen perubahan, dimana secara kolektif mereka adalah generasi yang mampu mengatasi masalah yang terkait dalam penanganan TBC, seperti kesenjangan, stigma dan diskriminasi. Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah agar kaum muda benar- benar memahami penyakit TBC, dan dapat mengelola kesehatan mereka secara aktif, serta mengadvokasi orang-orang di sekitar mereka,” ujar Devy Yheanne, Country Leader of Communications & Public Affairs, PT Johnson & Johnson Indonesia.
"Gamifikasi memainkan peran besar sebagai bentuk pelibatan generasi muda dalam gerakan ini. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang menunjukkan efektivitasnya dalam mempengaruhi perilaku mencari kesehatan dan intervensi terkait kesejahteraan. Terlebih lagi, sebagian besar populasi online perkotaan di Asia Tenggara yang adalah gamer, sehingga gamifikasi menjadi pilihan yang tepat untuk mendorong kesadaran dan partisipasi aktif generasi ini,” pungkas Devy.