Suara.com - Di hadapan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo minta kepada seluruh pengurus maupun anggota untuk mengawal dan mendukung seluruh kebijakan pemerintah terkait dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia di tengah pandemi Covid-19.
“Menjadi tantangan kita untuk sama-sama mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun 2022. Kita harus jaga, agar terus bisa tumbuh di atas angka lima persen,” katanya.
Kapolri menjadi salah satu pemateri di acara Forum Bisnis Sidang Pleno Hipmi dengan tema "Kolaborasi Pengusaha Muda dalam Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional Pasca-Pandemi", di Hotel Trans Resort Bali, Jumat (18/3/2022).
Di hadapan anggota Hipmi, Kapolri kembali mengingatkan pernyataan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) ketika acara Rakernas Hipmi 2021. Ketika itu, Presiden Jokowi menyatakan, kader HIPMI pasti bisa membalik sebuah tantangan menjadi sebuah peluang, membalikkan bencana Pandemi Covid-19 menjadi sebuah kebangkitan ekonomi kita.
“Saat ini, pemerintah sedang melakukan berbagai macam program pemulihan ekonomi nasional. Tentunya Hipmi bisa melakukan berbagai hal untuk mendukung program-program tersebut, mulai dari sosialisasi, mengembangkan upaya usaha-usaha dengan UMKM, e-commerce, menyalurkan KUR, mengadakan FGD dan talkshow, sehingga bisa melahirkan pengusaha baru,” ujar Listyo.
Menanggapi ajakan Kapolri, Sona Maesana, Ketua Umum Hipmi Jaya yang juga hadir dalam acara tersebut mengatakan,“Merebaknya Covid-19 sejak awal 2020 telah memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap perekonomian global. Bahkan setelah resmi dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO, Covid-19 semakin menekan kondisi perekonomian di berbagai sektor."
Menurut Sona, UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64,19 juta unit, yang mana komposisi usaha mikro dan kecil sangat dominan, yakni 64,13 juta atau sekitar 99,92% dari keseluruhan sektor usaha.
“Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak buruk terhadap UMKM. Sesuai rilis Katadata Insight Center (KIC), mayoritas UMKM (82,9%) merasakan dampak negatif dari pandemi dan hanya sebagian kecil (5,9%) yang mengalami pertumbuhan positif. Hasil survei dari beberapa lembaga, yaitu BPS, Bappenas, dan World Bank menunjukkan, pandemi menyebabkan banyak UMKM kesulitan melunasi pinjaman serta membayar tagihan listrik, gas, dan gaji karyawan. Beberapa diantaranya sampai harus melakukan PHK," tambahnya.
Sona menambahkan, Hipmi sendiri berupaya berperan dalam program pemulihan ekonomi yang dilaksanakan pemerintah. Selama hampir 1 tahun kepemimpinannya, Hipmi Jaya telah melaksanakan banyak program.
Baca Juga: Percepat Target Vaksinasi Nasional, HIPMI dan Kodim Jaktim Gelar Sentra Vaksinasi Booster Covid-19
"Sebanyak 41 kegiatan yang telah kita lakukan, diantaranya Program UMKM (Untuk Mereka Kita Membantu). Program ini hadir untuk membantu UMKM yang bergerak dalam bidang kuliner dan kriya, dengan cara membeli produk mereka dan selanjutnya disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Pada 2021, Hipmi Jaya berhasil merekrut lebih dari 300 pengusaha muda baru," ujar Sona.