Suara.com - Memperingati Hari Kebahagiaan Sedunia yang jatuh setiap tanggal 20 Maret, brand es krim Wall’s meluncurkan program The Happiness Project. Program yang bertujuan untuk mengedukasi pentingnya memahami arti kebahagiaan ini menargetkan anak- anak usia 8 - 14 tahun dengan menerapkan 5 kunci kebahagiaan di dalam tumbuh kembang anak.
Menurut Bernardus Rendita Kusumo, Senior Brand Manager Wall’s, meski kebahagiaan adalah hak semua orang tanpa terkecuali, namun faktanya 80% masyarakat Indonesia masih memandang kebahagiaan sebagai sesuatu yang sifatnya materialistis.
Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Personal Growth, ditemukan bahwa aspek-aspek yang berkontribusi terhadap kebahagiaan seseorang meliputi: 90,4% memiliki rumah bagus, 83% kekayaan finansial, dan 66,2% prestasi akademik maupun profesional.
Menanggapi hasil survei tersebut, Ratih Ibrahim, M.M, Psikolog Klinis & CEO Personal Growth, mengatakan bahwa sejatinya kebahagiaan yang kerap dimaknai manusia memang umumnya selalu bersumber dari hal-hal yang bersifat materialistik.
Baca Juga: Bukan Dicari, Ini 4 Cara Bentuk Kebahagiaan Sendiri!
"Padahal, kebahagiaan yang sesungguhnya datang dari bagaimana manusia memaknai hidup dan nilai-nilai yang dijunjung, serta mengupayakannya dalam keseharian. Kebahagiaan memang bisa saja hadir dari prestasi akademis, kemapanan finansial, atau jabatan. Namun, adanya pandangan bahwa kebahagiaan hanya bersumber dari hal-hal yang bersifat materialistis tersebut justru dapat menyebabkan seseorang merasa kebahagiaan adalah sesuatu yang sulit atau bahkan mustahil dicapai,” katanya dalam webinar beberapa waktu lalu.
Ratih juga meyakini bahwa pemaknaan dan nilai-nilai mengenai kebahagiaan ini penting dibangun sejak masa anak-anak. Bahkan, semakin dini usia anak akan semakin baik.
Orangtua dan guru memiliki peran yang begitu penting dalam proses membangun pondasi kebahagiaan ini. Dengan demikian, seluruh aspek perkembangan anak (kognitif, fisik, sosial dan emosional) akan berkembang secara optimal, anak lebih resilien, dan bahagia hingga masa dewasanya nanti.
Program The Happiness Project ini turut disambut baik oleh Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd., Direktur Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Melalui kata sambutannya, ia menyampaikan bahwa ‘The Happiness Project’ sejalan dengan apa yang dikembangkan Kemdikbudristek selama ini.
"Kami melihat program ini berusaha untuk mengubah pola pikir seseorang mengenai arti kebahagiaan sejak dini. Semakin dini seorang anak mendapatkan pemahaman dan literasi, tentunya akan semakin baik," katanya.
Di dalam The Happiness Project terdapat 5 Kunci Kebahagiaan yang menjadi acuan untuk membangun kebahagiaan, yaitu Berteman, Bergerak, Bersyukur, Berbuat Baik, dan Berkreasi. Nantinya kunci kebahagiaan ini akan diimplementasikan ke dalam lima modul, yaitu Menemukan Kebahagiaan, #SemuaJadiHappy Challenge, Merancang Happiness Project, Duta Happiness, dan #SemuaJadiHappy Festival.
Baca Juga: 4 Kesalahan Orang Tua yang Membuat Anak Tidak Percaya diri