Pentingnya Nama Baik dan Reputasi dalam Membangun Bisnis Properti

Ferry Noviandi Suara.Com
Jum'at, 04 Maret 2022 | 02:31 WIB
Pentingnya Nama Baik dan Reputasi dalam Membangun Bisnis Properti
Dhiraj Kelly Sawlani [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Properti menjadi bisnis yang selalu menarik dan bisa dicoba oleh siapapun. Namun untuk memasuki bisnis ini juga dibutuhkan perencananaan yang matang, kreativitas dan inovasi.

Hal itu disampaikan seorang pengusaha properti Dhiraj Kelly Sawlani. Dhiraj adalah direktur di PT Sarana Abadi Raya (SAR) dan komisaris di PT ERA Integrity.
Melihat Setiap Peluang Yang Ada

Meski properti tidak akan pernah mati, namun bisnis ini pun bia saja mengalami kelesuan dan proyek tidak selalu ada untuk dikerjakan. Menurut Dhiraj menciptakan peluang dalam bisnis ini cukup penting. Salah satunya dengan cara menciptakan produk sendiri.

"Ketika konstruksi sedang mengalami kesulitan mendapat proyek, kami mencanangkan program dengan menciptakan proyek mandiri. Setelah proyek jadi, kami memasarkannya melalui perusahaan properti," kata Dhiraj, seperti dalam keterangan pers yang diterima Suara.com.

Baca Juga: Biar Makin Produktif, Ini 4 Tips Ampuh Lawan Rasa Malas ketika WFH

Selain itu, pemilik Griya Wantilan Residence ini juga mengingatkan pentingnya menjaga reputasi dan nama baik.

"Dalam bisnis apapun, diperlukan strategi untuk bisa meminimalisir kegagalan. Ketika gagal, bukan hanya uang yang terdampak, melainkan juga bisa berimbas kepada nama baik dan reputasi," ujar Dhiraj.

Dhiraj memiliki prinsip bahwa sebagai pengusaha di bidang properti harus memberikan pelayanan terbaik dan melakukan pembayaran ke supplier sesuai ketetapan.

Hal ini merupakan integritas yang mesti dipertahankan. Kiat agar bisa bertahan dan bertumbuh adalah dengan berani untuk memulai.

"Kalau dari saya, mulai dulu baru merencanakan. Bikin dulu perusahaannya, setidaknya tahu dibidang mana mau bergerak. Setelahnya baru fokus merencanakan, ini pondasinya karena gagal merencanakan artinya merencanakan kegagalan," imbuh Dhiraj.

Baca Juga: Penjualan Properti Diprediksi Mencapai Rp110 Triliun Pada 2022

Seperti bisnis lainnya, properti juga membutuhkan bantuan teknologi digital sebagai pemasaran. Menurut Dhiraj, perusahaan perlu memiliki website yang menarik dan profesional agar memberikan imej yang positif kepada para konsumen.

"Misi saya dalam melangkah di dunia digital adalah dengan merapikan infrastruktur digital. Perusahaan kami memastikan web terenkripsi dengan baik, domain sudah https, artinya sudah secure. Kemudian dari segi kepercayaan, gunakan email berdomain perusahaan. Penguasaan teknologi ini penting dalam keputusan memasarkan secara online," ujar Dhiraj.

Dalam memetakan pemasaran yang menarik, ia menerapkan beberapa langkah untuk mencapai hasil maksimal. Salah satunya adalah Customer Relationship Management (CRM), dengan mempertahankan customer yang sudah ada.

"Mencari customer baru (acquisition) merupakan bagian dari CRM, maka dari itu perlu ada pendekatan yang menarik. Misalnya memikirkan bagaimana caranya agar harga tidak naik tapi kualitas meningkat, berarti harus ada value engineering-nya di sana," tutur Dhiraj.

Setelah CRM sudah terlaksana, maka langkah selanjutnya adalah inovasi produk. Menurut Dhiraj, fasad harus memiliki selera di mana mutu tetap harus selalu dijaga. Apabila menggunakan bahan baku murah tapi pada prinsipnya tidak murahan.

"Ini sudah umum di bidang konstruksi dan pembangunan yaitu zero accident, tidak boleh ada kecelakaan sekecil apapun. Sertifikasi K3 dan sebagainya harus dipenuhi, artinya harus mengedepankan aspek keamanan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam ranah konstruksi atau properti. Kita harus memperhitungkan pengeluaran tersebut sebagai investasi, bukan biaya produksi belaka," tutur Dhiraj.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI