Membatik Jadi Muatan Lokal di Kurikulum Sekolah, YPA-MDR Menginisiasi Komunitas Pembatik Cilik di Gunungkidul dan Bantul

Vania Rossa Suara.Com
Sabtu, 26 Februari 2022 | 22:22 WIB
Membatik Jadi Muatan Lokal di Kurikulum Sekolah, YPA-MDR Menginisiasi Komunitas Pembatik Cilik di Gunungkidul dan Bantul
Komunitas Pembatik Cilik. (YPA-MDR)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan Bantul telah menetapkan kegiatan membatik sebagai Muatan Lokal yang masuk ke dalam kurikulum sekolah. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk menciptakan keberlangsungan kecakapan hidup serta pelestarian budaya batik di lingkup daerah, Yayasan Pendidikan Astra – Michael D. Ruslim (YPA-MDR) pun menginisiasi Komunitas Pembatik Cilik.

Komunitas ini merupakan sebuah wadah bagi siswa-siswi lintas sekolah binaan YPA-MDR di satu kecamatan, yang memiliki minat dan bakat dalam membatik.

“Harapan YPA-MDR adalah bahwa siswa tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga dapat terus mengasah kecakapan hidup serta kepercayaan diri yang dapat menjadi bekal bermanfaat untuk masa depan mereka dan warga sekitarnya” tutur Ketua Pengurus YPA-MDR, Herawati Prasetyo dalam acara Virtual Media Visit Komunitas Pembatik Cilik Kecatamatan Gedangsari, Gunung Kidul, Kamis (24/2).

Dalam acara tersebut juga dihadiri oleh peraih penghargaan SATU Indonesia Awards 2017, Anjani Sekar Arum yang saat ini juga menjadi narasumber membatik Komunitas Pembatik Cilik YPA-MDR.

Baca Juga: Nyanyian Mary Jane dari Balik Jeruji: Menanti Asa Lepas dari Jerat Hukuman Mati

“Tantangannya mengubah mindset anak-anak dalam membatik serta mendidik untuk menjadi seniman pembatik cilik dengan membuat karya dari hati serta membentuk kreatifitas sejak dini” jelas Anjani Sekar Arum, mengutip siaran tertulis.

Komunitas Pembatik Cilik. (YPA-MDR)
Komunitas Pembatik Cilik. (YPA-MDR)

Melalui pembentukan Komunitas Pembatik Cilik ini, YPA-MDR berharap dapat melestarikan batik yang merupakan salah satu identitas budaya Yogyakarta, dan juga dapat membantu potensi perkembangan industri pariwisata dan ekonomi kreatif.

Kegiatan membatik yang dilakukan oleh YPA-MDR di sekolah binaan, telah mendukung predikat “Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia” yang dinobatkan oleh Dewan Kerajinan Dunia (World Craft Council). Salah satunya yaitu ketika Kecamatan Gedangsari terpilih menjadi salah satu destinasi perhelatan Jogja International Batik Biennale (JIBB) tahun 2018 lalu.

Pada acara dengan lingkup internasional tersebut, Presiden World Craft Council Dr. Ghada Hijjawi Qaddumi secara langsung mengunjungi salah satu sekolah binaan YPA-MDR, yaitu SMKN 2 Gedangsari, yang dipilih menjadi salah satu perwakilan sekolah yang berhasil melestarikan budaya batik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI