Suara.com - Pandemi Covid-19 telah berdampak terhadap mata pencaharian dan kesehatan keluarga, pekerja, dan berbagai bisnis di seluruh Asia. UMKM sebagai penggerak ekonomi di Asia Tenggara juga secara khusus terdampak.
Di Malaysia, sektor UMKM menderita kerugian total RM40,7 miliar (USD9 miliar) tahun lalu. Demikian pula di Indonesia, lebih dari 30 juta UMKM menghentikan operasionalnya akibat pandemi.
Pelaku usaha perempuan termasuk yang paling terpengaruh oleh beragam tantangan seperti terbatasnya akses pendanaan, terbatasnya jaringan dan keahlian, serta bias gender yang negatif.
"Para pelaku UKM perempuan merupakan penggerak utama ekonomi di banyak negara di Asia Tenggara. Membekali pelaku UKM perempuan dengan keterampilan ekonomi digital akan sangat berguna tidak hanya untuk mereka sendiri tetapi juga untuk pemulihan ekonomi negara," ujar Robin Bush, Country Representative The Asia Foundation pada siaran pers yang Suara.com terima belum lama ini.
Baca Juga: UMKM yang Naik Kelas Berimplikasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Alasan inilah yang membuat The Asian Foundation bermitra dengan AT&T dan Visa meluncurkan program Accelerate dalam rangka membantu 6.000 pelaku UMKM perempuan di pedesaan dan wilayah terpencil dan membekali mereka dengan keterampilan yang berguna untuk mempertahankan dan mengembangkan usaha yang mereka jalani.
Accelerate, kata Robin secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan pelaku UMKM perempuan di daerah terpencil dengan cara yang relevan, dinamis, dan mudah diakses.
Program ini memanfaatkan jaringan pelatih andal dan mitra lokal dari The Asian Foundation yang akan memberikan pelatihan dan pendampingan keterampilan literasi digital dan keuangan kepada para pelaku UMKM perempuan demi mendukung pertumbuhan usahanya.
Lebih lanjut Riko Abdurrahman, Presiden Direktur Visa Indonesia, mengatakan program pelatihan online ini nantinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta dengan bimbingan para ahli memanfaatkan instrumen dan platform dari The Asian Foundation.
Program ini juga menghadirkan seri obrolan dengan narasumber tamu dan mentoring. Melalui kolaborasi ini, The Asian Foundation akan menggabungkan kurikulum literasi keuangan dari Visa “Practical Business Skills” ke dalam program pelatihannya dan melibatkan para ahli dari AT&T dan Visa sebagai mentor.
Baca Juga: BRI Optimistis Masih Terdapat Ruang untuk Ekspansi Kredit
"Komponen-komponen ini diharapkan akan menambah keterampilan para pelaku usaha perempuan dan memberikan pemahaman yang mendalam dalam mendukung implementasi rencana bisnis mereka," jelas Riko.
Selanjutnya, akses terhadap perluasan jaringan bisnis, mentoring, dan pembelajaran soft skill juga menjadi fokus kemitraan ini yang akan sangat berguna bagi para pelaku usaha perempuan dalam mencapai kesuksesan jangka panjang.
Di Indonesia, sejak tahun 2017, kata Toko, pihaknya telah membantu para pelaku usaha perempuan memperoleh keterampilan keuangan melalui program “Ibu Berbagi Bijak” yang dirancang berdasarkan kurikulum literasi keuangan dari Visa Practical Business Skills, yang mana tahun lalu program ini dilakukan di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
"Kami senang dapat bermitra dalam program Accelerate dan meyakini bahwa program ini akan membantu lebih banyak pelaku usaha mikro dan kecil perempuan, terutama yang berada di daerah terpencil," tutup dia