Autisme Terjadi karena Multifaktor, Pakar: Tak Ada Hubungannya dengan Konsumsi Air Minum Kemasan

Selasa, 15 Februari 2022 | 09:03 WIB
Autisme Terjadi karena Multifaktor, Pakar: Tak Ada Hubungannya dengan Konsumsi Air Minum Kemasan
Ilustrasi: Air minum. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), autisme disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Penelitian terbaru mengonfirmasi beberapa kelainan genetik yang dapat memengaruhi seseorang terhadap autisme.

Beberapa gen telah terlibat. Autisme sering kali dikaitkan dengan keterlibatan beberapa gen yang diturunkan. Autisme juga bisa menurun dalam keluarga. Jadi, kombinasi gen tertentu dari orangtua bisa meningkatkan risiko anak untuk mengalami kondisi tersebut. Selain itu, mungkin ada faktor metabolik atau biokimia yang dapat menyebabkan gangguan spektrum autisme.

“Penelitian lain melihat pemicu lingkungan, termasuk paparan virus tertentu,” tulis NINDS.

Psikolog Anak sekaligus Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si, (Kak Seto) juga menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada satupun orangtua dari anak penderita autis di Indonesia yang melaporkan ke LPAI bahwa anak mereka menderita autis karena kebanyakan minum air galon guna ulang.

“Sampai saat ini LPAI belum pernah mendengar laporan ada anak yang menderita autis karena terlalu banyak minum air galon,” katanya.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga tidak pernah merilis mengenai hasl ini. Dalam rilis terkahirnya yang dimuat pada laman resminya, BPOM bahkan dengan tegas menyatakan dari hasil sampling dan pengujian laboratorium terhadap air minum dalam kemasan (AMDK) galon berjenis polikarbonat (PC) atau galon guna ulang yang dilakukan pada tahun 2021 menunjukkan bahwa produknya aman untuk dikonsumsi. Untuk itu, BPOM mengimbau agar masyarakat harus menjadi konsumen cerdas dan tidak mudah terpengaruh oleh isu yang beredar.

Risiko terjadinya gangguan autisme dapat meningkat apabila terdapat faktor genetik dan lingkungan, misalnya asap rokok, infeksi, efek samping obat-obatan, serta gaya hidup tidak sehat selama hamil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI