Suara.com - Indonesia memiliki 272 juta penduduk yang menjadikannya sebagai negara berpenduduk terbesar keempat di dunia. Saat ini dunia sedang melihat pergeseran paradigma dari kelas menengah ke kelas menengah atas di mana generasi milenial diperkirakan menyumbang hampir 34% dan generasi Z 29% dari total populasi.
Infrastruktur yang tech-savvy, media online, serta penetrasi smartphone dan internet yang mencapai 68% turut mempercepat ekonomi digital Tanah Air karena netizen memiliki potensi melakukan belanja online dengan tingkat konsumsi yang lebih tinggi daripada negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Sebagai kawasan ekonomi digital besar di Asia Tenggara, konsumsi pengguna internet di Indonesia akan mengalami peningkatan hampir USD146 miliar pada tahun 2025. Kemajuan teknologinya telah membawa pasar secara luas serta akan sangat mendukung usaha kecil dan menengah (UKM).
Saat ini tercatat lebih dari 62 juta UKM di Indonesia. Pengembangan sektor ini menjadi lebih besar lagi akan menjadi pendorong penting bagi pembangunan masa depan Indonesia. Xapads sebagai platform Ad-tech harus merancang solusi yang dibuat khusus untuk memenuhi kebutuhan mereka secara lebih baik.
Baca Juga: Restock.id Salurkan Rp 750 Miliar ke UKM di Indonesia
Bagaimana Digital Ads Dapat Membantu UKM Tumbuh Secara Hemat Biaya?
Menurut Ramneek Chadha, Chief Operating Officer (COO) Xapads Media, untuk mendapatkan konsumen secara efektif, para pelaku UKM harus memahami pergeseran kondisi pasar dan kebiasaan konsumen yang kini menjadi serba digital. Hal ini akan mendorong mereka untuk mengiklankan merek dengan cara berbeda.
Saat ini, sebagian besar pelaku UKM telah terdigitalisasi, di mana iklan online membantu mereka mengukur dan menganalisis kinerja campaign dengan lebih baik sehingga bersedia menginvestasikan anggaran untuk teknologi terbaru daripada menggunakan cara tradisional.
- Iklan Terprogam
Salah satu pendorong utama pertumbuhan UKM adalah Iklan Terprogram yang membantu pengiklan melakukan perdagangan media secara real-time. Dalam lanskap periklanan, 85% pendapatan iklan digital di Indonesia pada tahun 2026 akan berasal dari Periklanan Terprogram karena kemudahan dan otomatisasinya yang akan membantu pengiklan membuat keputusan berdasarkan data melalui SSP, DSP dan Ad Exchanger.
- Transparansi yang Lebih Baik
Digital Ads telah memberikan relaksasi kepada pengiklan untuk menampilkan merek di lingkungan yang lebih aman dengan transparansi yang lebih baik pada kinerja keseluruhan campaign. Hal itu karena Digital Ads memberikan wawasan yang dapat diakses untuk memisahkan dan menargetkan audiens berdasarkan kebutuhan.
Baca Juga: Kawasan Relokasi Hunian Baru Korban Bencana Erupsi Semeru Berkonsep Desa Modern
Pengiklan dapat memutuskan untuk mengalokasikan biaya hanya untuk sumber dan audiens terbaik tanpa keterlibatan pihak kedua yang membantu mereka menjaga transparansi dan memiliki kontrol penuh atas pengeluaran iklan mereka dengan lebih baik.
- Aplikasi Video Pendek
98,6% netizen Indonesia adalah penikmat berbagai konten video online, di mana video pendek berkembang pesat. Media tersebut telah membuka beragam peluang periklanan bagi merek untuk membangun kehadiran online mereka dengan iklan di berbagai titik sentuh karena aplikasi ini menyampaikan pesan yang bermakna dalam durasi yang singkat dan jelas.
- Iklan Game
Iklan game selalu identik dengan keterlibatan tinggi, audiens yang beragam, dan dikenal sebagai salah satu media terbaik untuk menciptakan kesadaran merek. Iklan dalam game dengan solusi yang menonjol dan akurasi data yang memenuhi kekosongan di antara pengiklan dan pemain game dengan mempertahankan pengalaman bermain game mereka.
Pengguna sekarang lebih tertarik pada game di manaiklan game diperkirakan akan berjumlah 78,6 juta yang menghasilkan pendapatan USD2.060 juta pada tahun 2026 di Indonesia. Ini adalah strategi monetisasi yang digunakan pengiklan untuk mendorong pendapatan dengan menampilkan iklan kepada pengguna di dalam game.
- Penargetan Ulang
Melibatkan audiens yang sudah ada akan lebih baik daripada memperoleh yang baru karena mereka sudah loyal terhadap merek dan sudah merespons iklan seperti yang diharapkan. Pengiklan akan dapat hasil lebih baik apabila memiliki strategi Penargetan Ulang dalam perangkat pemasaran mereka karena kemungkinan keterlibatan kembali audiens menjadi cukup mudah daripada menginvestasikan pengeluaran pemasaran untuk memperoleh audiens baru.
Menurut Ramneek , pasar Indonesia memiliki banyak potensi untuk tumbuh karena didukung oleh penetrasi internet dan smartphone yang tinggi. Secara bersamaan hal itu membentuk kembali ekosistem iklan digital, memungkinkan UKM dengan peluang branding yang berbeda.
Media iklan digital didukung data audiens sehingga dapat memahami kebutuhan pasar, perilaku pengguna, dan kebiasaan pembelian online untuk menargetkan dan memperoleh audiens dengan kampanye yang dipersonalisasi untuk membantu merek menampilkan penawaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
Pengguna smartphone di Tanah Air diperkirakan mencapai 239 juta pada tahun 2026, maka UKM dapat mempertimbangkan ini sebagai peluang untuk menyiarkan iklan dan memamerkan merek mereka secara digital. Dengan hal ini, dapat dikatakan bahwa UKM akan menjadi tulang punggung ekonomi digital Indonesia di masa depan yang memungkinkan Indonesia menjadi salah satu ekonomi terbesar di Asia.