Suara.com - Di era teknologi saat ini, masyarakat tidak bisa lagi dilepaskan dengan smartphone. Bahkan kini segala sesuatu bisa dipelajari dan diketahui melalui aplikasi di dalam smartphone, termasuk segala informasi dan ilmu-ilmu baru.
Hal ini nampaknya menjadi salah satu pemikiran dan peluang yang akhirnya mampu membuat empat sahabat, yakni Didit Sepiyanto, Burhan, Nuning Septiana dan Sitti Raisya Fitri berani memulai bisnis yang berhubungan dengan aplikasi. Mereka mulai bekerja sama pada 2017, dimana keempat sahabat ini mulai mendirikan sebuah usaha berbasis proyek.
Tak mudah memulai usaha dari nol. Itulah yang mereka rasakan. Mereka menjalankan bisnis berdasarkan permintaan klien, dari proyek ke proyek. Tak jarang mereka mendapatkan penolakan saat menawarkan kerja sama dengan beberapa pihak.
Salah satu aplikasi yang mereka hasilkan adalah aplikasi try out, yang menyasar para murid SMA. Namun aplikasi tersebut tidak diterima dengan baik seperti yang diharapkan. Aplikasi try out itu dinilai tak sesuai standar.
Baca Juga: 3 Aplikasi Simple yang Harus Dimiliki Penulis
"Katanya, mereka (sekolah) tidak membutuhkan aplikasi ini, karena sudah ada fasilitas dari dinas pendidikan. Setelah itu, kami coba membuat aplikasi lain yang sekiranya dibutuhkan banyak orang. Tercetuslah aplikasi Kasir Pintar," jelas Didit Septianto, CEO Kasir Pintar.
Didit menjelaskan, mulanya ia dan ketiga sahabatnya iseng mengunggah aplikasi Kasir Pintar ke PlayStore. Setelah beberapa waktu sudah ada yang mulai mengunduh, namun aplikasi tersebut justru mendapat rating jelek.
"Dari situ kami coba perbaiki apa yang dikeluhkan pengguna. Ternyata meski rating jelek, aplikasi ini dipakai juga. Banyak yang membutuhkan. Akhirnya kami perbaiki dan perbaiki sampai akhirnya Kasir Pintar punya jutaan user," paparnya.
Aplikasi yang kini menyediakan fitur free dan berbayar ini tak serta merta langsung bertumbuh pesat seperti sekarang. Para pendirinya membutuhkan kerja keras bersama untuk membuatnya besar dan mampu menjadi ladang penghasilan seperti sekarang.
Burhan, CPO Kasir Pintar menuturkan, di awal berdiri, para anggota tim sempat ragu apakah Aplikasi Kasir Pintar bisa menjadi besar atau tidak. Mereka juga sempat mencari investor, namun menemui banyak penolakan.
Baca Juga: Masyarakat Indonesia Paling Doyan Belanja Fesyen dan Aksesoris di E-Commerce
"Di tiga bulan pertama, aplikasi ini sama sekali tidak menghasilkan subscriber. Belum dipakai. Jalan beberapa bulan kemudian, mulai ada yang unduh, meski awalnya rating buruk. Lama kelamaan, aplikasi ini justru banyak diminati. Akhir 2018 menargetkan 1000 user dan ternyata berhasil," katanya.
Aplikasi Kasir Pintar pun terus tumbuh dengan 1 juta pengguna saat ini, dan digunakan di seluruh Indonesia, termasuk Malaysia dan Arab. Dari awal gaji hanya Rp1 juta, kini keempatnya bisa merasakan kenaikan gaji menjadi Rp4 juta - Rp 8 juta per bulan. Bahkan kini, mereka bisa merasakan omset miliaran rupiah bersama-sama
"Tidak mudah membangun bisnis tanpa modal. Semua perlu proses. Di awal bertemu investor, kami asal saja menyebut dana untuk pengembangan Aplikasi Kasir Pintar ini. Padahal saat itu, belum tahu untuk apa saja dana itu," kata Ica, sapaan akrab Sitti Raisya Fitri ,yang juga CMO Kasir Pintar.
Ica mengatakan, investor pun sempat ragu. Ia dan tim belum bisa meyakinkan investor untuk memberikan investasi sejumlah yang diharapkan.
Karena baru merintis usaha yang belum tentu hasilnya, tak semua keluarga dari anggota tim menyetujui. Nuning bahkan sempat 'perang dingin' dengan sang ibu, yang berharap anaknya menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Nuning mengaku, ia juga kerap dipandang sebelah mata, bahkan diremehkan oleh anggota keluarga atau saudara lainnya.
Karena kegigihan empat sahabat tersebut, Aplikasi Kasir Pintar yang mereka dirikan kini sudah banyak dipergunakan. Bahkan saat ini, Kasir Pintar sudah memiliki 13 ribu pengguna layanan pro atau berbayar. Aplikasi Kasir Pintar ini sekaligus menjadi bukti bahwa orang desa pun bisa membuat aplikasi yang mendunia.