Suara.com - Pemanfaatan teknologi oleh pelaku UMKM Indonesia masih sangat rendah. Padahal teknologi dan digitalisasi menjadi kunci bagi pelaku UMKM untuk bertahan dan mengembangkan usaha.
Di tengah situasi pandemi Covid-19 dan persaingan bisnis yang semakin kompetitif. UMKM harus go digital.
Dalam rangka memperkuat posisi sebagai start-up teknologi yang berkontribusi memajukan ekonomi digital Indonesia dengan memberdayakan UMKM, BukuWarung ambil bagian dalam penyelenggaraan Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Akses Pembiayaan melalui Literasi Keuangan dan Studi Kelayakan Usaha bagi UMKM.
Kedua kegiatan ini diisi dengan serangkaian pelatihan tatap muka yang terdiri atas pengenalan dan peningkatan literasi keuangan, serta kegiatan fasilitasi studi kelayakan usaha guna membantu lebih dari 1000 UMKM di Jawa Tengah untuk meningkatkan pemahaman literasi keuangan mengenai pengelolaan keuangan usaha dan program pembiayaan baik dari perbankan maupun non-bank.
Baca Juga: Serius Berdayakan UMKM, Petinggi BRI Turun Langsung ke Lereng Gunung Arjuna
Kolaborasi ini menandakan keseriusan pemerintah Jateng dengan start-up teknologi untuk mengembangkan ekosistem keuangan digital di daerah demi membantu UMKM mengembangkan dan meningkatkan daya saing bisnis.
UMKM adalah kelompok kunci yang akan membawa Indonesia menjadi pemain ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Namun berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2019 yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan baru sebesar 38,3% dan indeks inklusi keuangan sebesar 76,19%.
Jateng sendiri, meski memiliki indeks literasi keuangan di atas indeks literasi nasional, yaitu sebesar 47,38%, masih perlu peningkatan utamanya di kalangan pelaku usaha UMKM.
Sementara itu, Kementerian Koperasi dan UKM juga mencatat sebanyak 94% UMKM tidak menggunakan komputer dan 90% UMKM tidak menggunakan internet dalam menjalankan usahanya. Di Jateng, dari 4,1 juta UMKM, baru 1,6 juta diantaranya yang memanfaatkan pasar digital.
Untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan serangkaian kegiatan pemberdayaan UMKM yang dibuka di Sukoharjo, Senin (24/1/2022), sebelum dilanjutkan ke berbagai kota lainnya yaitu Semarang, Banjarnegara, Cilacap, Kebumen, Wonosobo, Tegal, Pekalongan, Banyumas, Boyolali, Karanganyar, Jepara, Pati, dan Salatiga sepanjang Februari dan Maret.
Baca Juga: Dukung UMKM, BRI Berdayakan Klaster Tanaman Hias Desa Bunga di Lereng Gunung Arjuna
Rangkaian kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jateng, Ema Rachmawati dan jajarannya, serta puluhan pelaku UMKM di Sukoharjo dan daerah sekitarnya.
“Keterlibatan BukuWarung dalam rangkaian kegiatan yang kami adakan ini sangat penting mengingat salah satu kendala yang dialami UMKM di Jawa Tengah khususnya adalah rendahnya literasi keuangan yang berakibat pelaporan keuangan yang tidak jelas antara modal, cash flow, keuntungan dan kerugian,” kata Ema.
Saat membuka acara, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Sukoharjo Iwan Setiyono mengungkapkan potensi industri UMKM di Sukoharjo.
“Dari UMKM sektor industri, jasa, perdagangan, perikanan, pertanian, dan peternakan, total potensi UMKM di Sukoharjo pada tahun 2022 ini ada sekitar 227 ribu lebih. Sayangnya, dua permasalah utama dari UMKM adalah kesulitan permodalan karena kurangnya informasi mengenai fasilitas akses permodalan yang tersedia dan kurangnya tertib administrasi usaha dan inovasi produk. Melalui kegiatan ini, kami akan terus melakukan akselerasi digitalisasi, mendukung inovasi dan mengintegrasikan ekonomi keuangan digital,” ungkap Iwan.
BukuWarung sendiri akan mengisi sesi mengenai digitalisasi dan literasi keuangan. Berdiri pada 2019, BukuWarung menghadirkan pencatatan keuangan digital yang mudah diakses dan digunakan oleh para pelaku UMKM.
Tidak hanya itu, BukuWarung terus menguatkan inovasi teknologinya dengan menambahkan fitur-fitur baru seperti etalase online hingga pembayaran dan pembiayaan digital, yang memudahkan pelaku UMKM untuk menjalankan dan mengembangkan bisnisnya, sehingga keterlibatannya dalam kegiatan tersebut menjadi sangat relevan.
Saat ini, lebih dari 7 juta pelaku UMKM yang tergabung dalam ekosistem BukuWarung dan berpotensi untuk memajukan bisnisnya. Para pelaku UMKM ini tersebar di berbagai kota, kabupaten hingga kecamatan di seluruh Indonesia.
“Harapannya, BukuWarung bisa membantu kami untuk mempercepat proses digitalisasi para pelaku UMKM di Jawa Tengah agar bisnis mereka makin berkembang di tengah pandemi dan persaingan bisnis yang semakin kompetitif,” jelas Ema.
Secara terpisah, Irwansyah Fansury, Head of Product Marketing BukuWarung mengungkapkan apresiasinya atas terpilihnya BukuWarung untuk ambil bagian dalam kegiatan tersebut.
“Merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan bagi kami, bisa berpartisipasi dalam program pemberdayaan UMKM yang diinisiasi oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Jawa Tengah. Kegiatan ini sejalan dengan visi dan misi kami untuk berkontribusi dalam pengembangan UMKM agar mereka bisa mencapai kesejahteraan finansial yang lebih baik,” katanya.
“Kami satu-satunya start-up pencatatan digital yang diundang untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Ini menandakan bahwa eksistensi dan konsistensi BukuWarung dalam pemberdayaan UMKM melalui platform digital makin diakui," tambah Irwan.