Suara.com - Menjaga lingkungan sekitar menjadi hal terpenting dari tahun ke tahun, karena kualitas hidup manusia sangat bergantung dari seberapa bersihnya ekosistem di sekitar. Jumlah sampah plastik yang dari tahun ke tahun kian menumpuk menjadi masalah yang harus dituntaskan berbagai pihak. Menyoroti masalah ini, Ajinomoto yang terkenal dengan produk MSG-nya pun turut mengambil langkah konkrit.
Brand yang lekat dengan keseharian keluarga Indonesia ini ikut berkontribusi mengatasi permasalahan penumpukan sampah plastik dengan mengurangi hingga 30% penggunaan material plastik di kemasannya. Pengurangan penggunaan material plastik juga diikuti oleh Brand Masako secara bertahap mulai Oktober 2021.
Bukan hanya mengurangi penggunaan material plastik pada kemasan saja, namun Masako juga melakukan pengurangan plastik pada bagian header part. Gerakan Masako no inner plastic dan take out header part ini jika dibandingkan dengan packaging sebelumnya, dapat mengurangi penggunaan plastik sebesar 8.4%.
Sisa proses produksi Monosodium Glutamate (MSG) juga dikembangkan Ajinomoto menjadi berbagai produk alternatif, contohnya pakan ternak (Fermented Mother Liquor/FML) dan pupuk daun (Ajifol).
Baca Juga: Lebih Baik Mana, Masak Pakai MSG atau Garam?
Selain memproduksi produk samping ini, Ajinomoto juga berupaya membantu para petani dalam melakukan penyemprotan pupuk cair tersebut dengan menggunakan teknologi drone sebagai salah satu cara efektif dan efisien terhadap penggunaan air, sumber daya manusia, dan penghematan biaya guna mendukung budi daya pertanian berkelanjutan.
Setelah melalui uji coba, pengaplikasian teknologi drone terbukti sangat efisien dan hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit per hektar dengan jumlah air berkisar 16 liter per hektar, dibandingkan secara manual yang membutuhkan waktu sekitar setengah jam hingga 1 hari dengan jumlah air sekitar 200 liter per hektar.
Tak hanya produk makanan, perusahaan tersebut juga terbukti tetap berkomitmen menjaga lingkungan. Salah satu pabrik Ajinomoto di Mojokerto berhasil mengurangi penggunaan air hingga 35% yang kemudian mengembangkan inisiasi pemeliharaan lingkungan melalui Peningkatan Pengelolaan Air Limbah (Waste Water Management Improvement).
Bukan hanya itu, pabrik yang berada di Jawa Timur ini juga selalu menerapkan kegiatan reduce, reuse, recovery, dan recycle untuk sebagian besar aktivitas pabrik.
Untuk udara yang lebih baik, Ajinomoto berpartisipasi dalam menurunkan tingkat emisi karbon di Indonesia dengan mengurangi 38.500 ton CO2 (emisi karbon) dengan mengurangi konsumsi bahan bakar seluruh transportasi di tempat kerja, memangkas penggunaan tenaga listrik, dan mengatasi kebocoran uap pada peralatan produksi. Karena seperti yang kita tahu, emisi karbon merupakan salah satu penyumbang pencemaran udara yang berdampak buruk pada kesehatan manusia dan lingkungan.
Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Makan Mie Instan? Jawabannya Mengejutkan
“Kami berharap, langkah yang kami tempuh dapat menginspirasi dan memicu berbagai pihak untuk turut serta dalam pemeliharaan lingkungan sekitar. Langkah ini kami tempuh semata bukan hanya untuk kepentingan saat ini, tetapi juga demi kebahagiaan dan kesehatan keluarga Indonesia di masa depan”, ujar Shinichi Matsumoto – Presiden Direktur PT Ajinomoto Indonesia, mengutip siaran pers yang diterima Suara.com.