Suara.com - Kondisi sulit pandemi Covid-19 justru menumbuhkan kedermawanan warga Indonesia. Bahkan, Indonesia kembali dinobatkan sebagai negara paling dermawan di dunia menurut Charities Aid Foundation (CAF) World Giving Index 2021.
Status ini juga selaras dengan rangkuman dampak donasi online di tahun 2021 yang dirilis oleh Kitabisa, tercatat lebih dari 3 juta orang berdonasi melalui aplikasi Kitabisa untuk membantu lebih dari 36 ribu galang dana sosial.
Seperti dalam keterangan yang diterima Suara.com, hasil donasi ini didistribusikan ke berbagai inisiatif, di antaranya: lebih dari 840.000 warga mendapatkan bantuan kebutuhan pokok, lebih dari 9.100 warga yang sakit terbantu biaya pengobatannya, serta lebih dari 3.400 pelajar dan mahasiswa mendapatkan bantuan biaya pendidikan.
Tak hanya itu, merespon berbagai bencana alam di tahun ini, ratusan ribu orang baik patungan untuk bantu ribuan korban. Kitabisa juga mencatat setidaknya ada lebih dari 1.200 inisiatif untuk menolong anjing, kucing, serta hewan lainnya yang terbantu selama 2021.
Baca Juga: Penampakan Calon Rumah Gala Senilai Rp 3 Miliar Pemberian Medina Zein
Ada pun penyaluran dana zakat yang diterima melalui Kitabisa dan berkolaborasi dengan puluhan LAZ (lembaga amil zakat) telah membantu setidaknya 155.000 mustahik (golongan penerima zakat).
Sebagai platform yang memfasilitasi jutaan donasi, Kitabisa berkomitmen menjaga amanah donatur dengan terus meningkatkan sistem keamanan dan transparansi. Kitabisa menjalankan serangkaian sistem verifikasi, sehingga galang dana yang tayang di aplikasi sesuai dengan kebutuhan dan bisa dipertanggungjawabkan.
Sebagai gambaran, selama 2021 Kitabisa menutup setidaknya 1.000 galang dana yang tidak lolos verifikasi atau melanggar syarat dan ketentuan, serta mengembalikan donasinya kepada donatur atau menyalurkan donasinya sesuai tujuan galang dana.
Selain itu sebagai bentuk tanggung jawab publik, Yayasan Kita Bisa rutin diaudit oleh lembaga akuntan publik independen setiap tahunnya, termasuk hasil audit di tahun 2020 dengan hasil opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang dilakukan oleh Ernst & Young (EY),firma audit terpercaya berskala global. Hasil audit tersebut juga dapat diakses publik melalui website kitabisa.
2021: Munculnya Gerakan Sosial Berbasis Gotong-Royong Warga
Baca Juga: Punya Peran Besar di Tengah Keluarga, Donasi Ini Khusus Diberikan Untuk Ibu di Indonesia
Sepanjang tahun ini, beragam gerakan sosial yang diinisiasi oleh warga juga bermunculan, terutama merespon berbagai masalah yang muncul dari puncak kedua pandemi. Gerakan-gerakan ini diinisiasi oleh warga, dijalankan oleh warga, untuk membantu warga lainnya yang membutuhkan.
Beberapa di antaranya seperti program Warga Bantu Warga, inisiatif urun daya (crowdsourcing) untuk berbagi informasi dan membantu warga yang terdampak Covid-19, Gerakan Oxygen for Indonesia, kolaborasi puluhan perusahaan dan brand untuk menghadirkan ribuan konsentrator oksigen di puluhan rumah sakit di seluruh Indonesia.
Hingga Indonesia Pasti Bisa, gerakan gotong-royong yang salah satunya diinisiasi Deddy Corbuzier, dalam bentuk sistem informasi hingga bantuan langsung dan ikut menjadi katalis program vaksinasi hingga lebih dari 2,5 juta vaksin di beberapa wilayah Indonesia.
Beberapa tokoh publik dan aktivis lain seperti Najwa Shihab, Ainun Najib, Kalis Mardiasih, dan Faiz Ghifari menginisiasi Kawal Masa Depan, gerakan membantu anak-anak yang yatim atau piatu karena pandemi covid-19. Gerakan ini telah didukung 48 ribu donatur dan telah menyalurkan santunan dan bantuan biaya pendidikan ke lebih dari 600 anak yatim / piatu di 22 provinsi di Indonesia.
Perilaku Unik Warganet Dalam Berdonasi Online
Memfasilitasi jutaan donasi setiap tahunnya, Kitabisa juga mencatat berbagai tren dan perilaku warganet Indonesia dalam berdonasi secara online.
Berdasarkan data, Kitabisa melihat adanya tren donasi mikro (micro-donation) di aplikasi mobile; tren dimana mayoritas donatur berdonasi dengan jumlah kurang dari Rp 10.000, tapi secara frekuensi justru meningkat lebih rutin. Selain itu, 82 persen donatur berdonasi secara anonim atau tidak menuliskan nama, yang menunjukkan perilaku khas Indonesia yang ingin berbagi tanpa ingin dikenal namanya. Secara waktu, Kitabisa juga mencatat bahwa traffic donasi tertinggi ada di waktu subuh (jam 4-6 pagi), tiga kali lipat dari jam-jam lainnya dalam satu hari.
Tren ini secara umum menunjukkan bahwa donasi online melalui aplikasi semakin mudah dan diterima sebagai kebiasaan rutin oleh warganet. Ribuan donatur pun sudah menggunakan aplikasi Kitabisa untuk berdonasi secara rutin.
“Bagi saya, berbagi jadi terapi untuk batin. Ada ketenangan saat bisa berbagi. Dengan aplikasi Kitabisa, saya dimudahkan dan diingatkan untuk berbagi secara rutin.”, ujar Bagus Hariwijaya, salah satu donatur rutin di aplikasi Kitabisa.
Dan dengan semakin banyak orang yang rutin berdonasi, semakin banyak orang-orang yang membutuhkan bisa terbantu.
“Banyak peristiwa yang terjadi di luar kontrol kita, termasuk Pandemi Covid yang tidak berkesudahan ini, tapi yang pasti kita bisa kontrol bagaimana kita merespon peristiwa tersebut, dan kami jadi saksi kita bersama-sama merespon dengan solidaritas dan gotong royong”, ujar Alfatih Timur, CEO Kitabisa.
Kitabisa telah merangkum penggalangan dana dan donasi online di Indonesia selama tahun 2021. Baca selengkapnya di dampak.kitabisa.com dan mari rayakan tahun 2022 dengan lebih banyak kebaikan!