Suara.com - PT Bank Neo Commerce Tbk telah merampungkan pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas Kelima (PUT V) melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.
Penerbitan saham baru Bank Neo Commerce mengalami kelebihan permintaan (oversubsribed) hingga lebih dari 400% atau sejumlah 679 juta saham atau setara Rp882,5 miliar.
Kelebihan permintaan atas rights issue ini bukanlah kali pertama. Pada HMETD IV, Bank Neo Commerce juga mengalami hal yang serupa.
Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk., Tjandra Gunawan mengatakan, rights issue Perseroan mengalami oversubscribed karena meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Bank Neo Commerce dalam 10 bulan terakhir. Utamanya, setelah Perseroan berhasil bertransformasi menjadi bank digital.
Baca Juga: Ulang Tahun ke-126, Rights Issue BRI Menjadi yang Terbesar ke-3 di Asia
"Tingginya minat masyarakat untuk memiliki saham Bank Neo Commerce merupakan bentuk tumbuhnya kepercayaan dari berbagai tahapan transformasi menjadi bank digital atas berbagai inovasi layanan serta produk perbankan digital yang dinilai berhasil oleh masyarakat. Raihan ini penting karena berarti Bank Neo Commerce telah berhasil meraih modal inti melebihi dari ketentuan yang dipersyaratkan oleh OJK,” ujar Tjandra dalam keterangannya di Jakarta pada Rabu, (22/12/2021).
Bank Neo Commerce berhasil menjadi bank digital dengan jumlah nasabah terbesar. Hingga pertengahan Desember 2021, nasabah Bank Neo Commerce mencapai 12,7 juta nasabah.
"Rights issue ini berhasil menarik para investor baru, sedangkan investor lama tetap berpartisipasi penuh dalam aksi korporasi ini," imbuhnya.
Dalam HMETD V ini, Bank Neo Commerce menawarkan 1.927.162.193 lembar saham dengan nilai pelaksanaan Rp1.300 untuk setiap saham. Dengan demikian, jumlah dana yang akan diterima Bank Neo Commerce adalah sebesar Rp2,50 triliun.
Lebih jauh Tjandra mengatakan, dana yang diperoleh dari hasil PUT V, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja pengembangan usaha perseroan berupa investasi teknologi informasi, penyaluran kredit, kegiatan operasional perbankan lainnya serta penguatan permodalan Perseroan.
Baca Juga: Gandeng Batavia Prosperindo Aset Manajemen, Bank Neo Commerce Hadirkan Produk Reksa Dana
Sebagai informasi, pada akhir periode pelaksanaannya pemegang saham perseroan sampai dengan 14 Desember 2021 antara lain PT Akulaku Silvrr Indonesia dengan kepemilikan sebesar 24,98%, PT Gozco Capital 15,64%, Rockcore Financial Technology Co. Ltd 6,12%, Yellow Brick Enterprise Ltd. 5,17%, dan sisanya pemegang saham publik 48,08%.
Bank Neo Commerce, yang sebelumnya dikenal sebagai Bank Yudha Bhakti, merupakan bank nasional yang telah berkiprah selama 30 tahun di dunia perbankan di Indonesia. Sejak tahun 2019, Akulaku mulai menjadi pemegang saham Bank Neo Commerce (BBYB), dan di tahun 2020, Bank Neo Commerce bertransformasi menjadi bank digital, dimulai dengan pergantian nama bank dan juga dikukuhkannya Bank Neo Commerce menjadi Bank Buku II oleh Otoritas Jasa keuangan (OJK).