Ingin UKM Indonesia Maju Seperti Amerika Serikat? Kuncinya Ada di Pelatihan yang Efektif

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Sabtu, 18 Desember 2021 | 16:20 WIB
Ingin UKM Indonesia Maju Seperti Amerika Serikat? Kuncinya Ada di Pelatihan yang Efektif
Ilustrasi Usaha Kecil dan Menengah. [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Usaha Kecil dan Menengah alias UKM perlu mendapatkan perhatian serius. Sebab UKM juga bisa menjadi komoditi ekspor yang mengharumkan nama negara.

Salah satu negara yang sukses memajukan UKM menjadi komoditi ekspor adalah Amerika Serikat. Kira-kira, bagaimana cara agar UKM Indonesia bisa semaju Amerika Serikat ya?

Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM Hanung Harimba Rachman menekankan bahwa membangun UKM itu memerlukan desain yang tepat, termasuk pelatihan yang efektif.

"Belajar dari sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, pelatihan atau peningkatan SDM harus dilakukan ahlinya, bukan pekerja sambilan," tegas Hanung, dalam keterangan pers yang diterima Suara.com.

Baca Juga: Resmikan Bandara Ngloram, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Borong Produk UKM Blora

Ilustrasi UKM. (Freepik)
Ilustrasi UKM. (Freepik)

Selain itu, lanjut Hanung, pemateri juga dilakukan pelaku usaha langsung atau praktisi, seperti lawyer, ahli marketing dari perusahaan, dan sebagainya.

Tahun ini, KemenKopUKM berkolaborasi dengan Sekolah Ekspor, Sippo, Prasetya Mulya (Manajemen Bisnis UKM),Yayasan Dana Bhakti Astra (YDBA) Universitas Padjajaran (UKM bidang perternakan), IPB (UKM Perikanan dan Pertanian), Telkomsel, yayasan Dharma Bhakti Astra, Indo-Eximpro, Lapenkop, Sekolah Ekspor, Star Training & Consultant, dan LSP Dekopin.

Hanung menambahkan, para UKM sangat antusias dengan pelatihan daring, melalui rangkaian Webinar Nasional Intensif Kampus UKM yang diikuti 9.464 partisipan. Terdiri dari 7.085 peserta webinar peningkatan kapasitas usaha dan 2.379 peserta pelatihan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

"Salah satu indikator kinerja kami adalah peningkatan kompetensi SDM UKM," tandas Hanung.

Berdasarkan pengolahan hasil data pre test dan post test dari keseluruhan pelatihan yang dilaksanakan (79 angkatan), telah dilakukan sampling 20 angkatan. Hasilnya, peserta pelatihan yang mengalami kenaikan kompetensi sebanyak 70,17% orang dengan kenaikan nilai rata-rata 23,97%.

Baca Juga: LPEI Bantu Perluas Akses Pasar UKM Makanan Minuman ke Singapura dan Malaysia

"Hal ini akan menjadi evaluasi kami untuk melakukan perbaikan berkelanjutan," ungkap Hanung.

Di samping itu, Hanung menjabarkan bahwa sesuai mandat PP 7 Tahun 2021 menyebutkan bahwa kemitraan menjadi salah satu pendorong loncatan kinerja UMKM. "Tahun ini, kami melakukan kemitraan dengan beberapa usaha besar, BUMN, hingga retail internasional," tukas Hanung.

Diantaranya, dalam program perluasan pasar produk UKM melalui UNIQLO Neighborhood Collaboration, Teras Indonesia IKEA, InaProduct, Accor Group, MNC Group, dan lain-lain.

UKM juga didorong masuk ke rantai nilai industri dengan melakukan piloting bersama 9 BUMN, seperti Pertamina, Krakatau steel, PLN, Perhutani, Kimia Farma, RNI, BRI, dan Telkomsel. "Data sementara menunjukkan 304 UKM bermitra dengan BUMN," ungkap Hanung.

Dalam kesempatan itu, Hanung merujuk harus belajar dengan Jepang, Korea Selatan, dan China. "Disana, UMKM-nya menjadi bagian rantai pasok industrinya mulai dari hulunya. Bahkan, di Jepang, UMKM menyediakan komponen otomotifnya," imbuh Hanung.

Oleh karena itu, dalam melaksanakan efektifitas program, Hanung menyebut pihaknya memerlukan insight, analisis keberhasilan, dan manfaat programnya dari lembaga survei/riset independen.

"Dalam menjalankan program pada tahun-tahun mendatang, sejak awal kami akan melibatkan lembaga survei atau riset independen sebagai parner. "Diantaranya, melakukan survei terkait dampak program dan kebijakan, melakukan fungsi visualisasi analisis data dan implementasi program yang lebih terukur," pungkas Hanung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI