Tahun Baru Siap-Siap Kerja Hibrida, Ini 5 Hal yang Harus Dipersiapkan

Vania Rossa Suara.Com
Rabu, 15 Desember 2021 | 18:48 WIB
Tahun Baru Siap-Siap Kerja Hibrida, Ini 5 Hal yang Harus Dipersiapkan
Ilustrasi kerja hibrida. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

3. Berikan dukungan dan fasilitas kerja yang memadai
Rancang ulang ruang kantor menjadi suatu keharusan bagi lingkungan kerja hibrida. Perbanyak ruang rapat; ruang kerja terbuka, akses untuk bekerja di luar ruangan, dan fasilitas kesehatan yang memadai.

Strategi kerja hibrida juga harus mempertimbangkan lingkungan kerja WFH karyawan, agar mereka dapat bekerja secara produktif, aman secara fisik, dan sehat secara mental, sekaligus terlindungi, baik dari sisi bisnis maupun IT.

4. Terapkan program work-life balance yang layak
Walau kehadiran fisik dan interaksi langsung menjadi kurang intensif, karyawan perlu diberikan peluang untuk mengembangkan diri secara pribadi dan profesional dalam suatu organisasi.

Perusahaan dan karyawan harus membahas pilihan program pelatihan, pengembangan karir, serta kesejahteraan fisik dan mental yang tersedia, berdasarkan evaluasi yang jelas dan terukur.

5. Adopsi dan transformasi ke teknologi digital untuk membangun hub dan konektivitas yang kuat
Teknologi merupakan aspek nomor satu dalam mode kerja hibrida. Teknologi yang terintegrasi dan mumpuni sangat penting untuk mendorong produktivitas karyawan dan perusahaan, meskipun tim tidak berada di satu tempat.

Perusahaan harus memastikan infrastruktur yang tersedia memadai untuk mendukung kebutuhan kerja karyawan, baik yang bekerja di kantor maupun dari jarak jauh. Salah satu elemen kunci dalam proses transformasi teknologi digital adalah pilihan dan penggunaan aplikasi kerja.

Mengacu pada pendekatan yang disampaikan Ndoro Kakung sebagai sosok pengadopsi awal teknologi digital, Suryanto Lee, Lark Senior Professional Service Consultant untuk Indonesia, mengatakan bahwa tantangan utama metode kerja hibrida terletak pada kemampuan perusahaan untuk menerapkan platform teknologi digital yang komprehensif.

"Perangkat ini harus bisa digunakan semua karyawan, bukan hanya para ahli IT di perusahaan saja. Setiap karyawan di dalam perusahaan harus beradaptasi dengan platform yang ada untuk mendapatkan manfaat secara penuh," katanya, mengutip siaran pers yang diterima Suara.com.

Pada kenyataannya, tuntutan ekosistem hibrida ini memaksa perusahaan untuk memikirkan kembali semua sistem dan pengaturan dasar yang ada. Dalam prosesnya, persoalan ini bukan hanya menjadi masalah terkait IT tapi juga masuk dalam ranah SDM.

Menurut Digital Worker Experience Survey yang dilakukan oleh Gartner Inc., jumlah karyawan yang menggunakan perangkat kolaborasi meningkat menjadi hampir 80% pada tahun 2021, dari yang sebelumnya hanya digunakan oleh separuh karyawan pada tahun 2019.

Baca Juga: Survei di Eropa Ungkap Hanya 14 Persen Pekerja yang Ingin Kembali ke Kantor, Betah WFH?

Peningkatan sebesar 44% ini tentu saja didorong oleh pandemi, yang memacu penerapan aplikasi kolaborasi seperti Lark dalam skala luas. Dengan fungsi dan fitur yang terpadu, Lark, aplikasi kolaborasi dan komunikasi all-in-one, mengintegrasikan tugas, proses kerja, dokumen, dan data dengan mulus untuk memberikan konektivitas dan keamanan tinggi kepada para pengguna.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI