Patut Disimak, Inilah Kisah Sukses 4 Pejuang Kehidupan Melewati Pandemi

Vania Rossa Suara.Com
Jum'at, 10 Desember 2021 | 18:46 WIB
Patut Disimak, Inilah Kisah Sukses 4 Pejuang Kehidupan Melewati Pandemi
Kompetisi 24 Pejuang Mandala. (Dok. Mandala Finance)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Hingga akhirnya pengangkatan dilakukan pada Januari 2021 setelah tertunda akibat kondisi pandemi. Tak usai di situ, dengan kondisi keuangan yang terbatas, selain dihadapkan oleh cicilan rumah dan kebutuhan anak, ia harus mengurus kepindahan domisili ke Garut, sekolah negeri tempat ia bekerja.

“Saya juga berharap mudah-mudahan ada orang lain juga yang termotivasi bahwa kita bisa bangkit menjadi pribadi yang lebih baik tanpa harus mengeluh dan tidak melakukan apa-apa,” ujar Ayi Yulianty.

2. Tantangan Bukan Hambatan

Kisah ini dialami Annisa Nurul ketika ubah haluan mata pencaharian saat anaknya membutuhkan biaya operasi. Profesi klotokan sebagai Event Organizer (EO) ‘disulap’ menjadi usaha kain batik. Pandemi telah membuat banyak usaha semacam EO tiarap total karena protokoler kesehatan.

Sebagai penjual kain batik, Annisa dihadapkan pada tantangan akan modal awal, cara pemasaran, membuka segmen pasar baru, hingga mengatur keuangan yang pas-pasan.

“Berani mengambil risiko, salah satunya berani memberikan harga kepada customer di bawah harga pasar. Walaupun untungnya sedikit tetapi lancar dan continue, apalagi sekarang ini, beda seribu Rupiah saja pelanggan bisa pindah. Kalau saya berprinsip bahwa kita perempuan harus punya skill dan kemampuan. Setiap perempuan itu pasti punya bakat. Bakat itulah yang harus diperdalam. Karena kita tidak pernah tahu kehidupan ke depan akan seperti apa,” ujar Annisa Nurul.

3. Asah Bakat Bisnis Selagi Muda

Tidak ada salahnya memulai berjualan selagi masih di bangku sekolah. Asalkan mampu membagi waktu antara keutamaan sekolah dengan bisnis yang dijalankan sebagai sampingan. Seperti yang dilakukan Rafida Aulia, pelajar SMA di Tangerang Selatan, yang membuka bisnis ikat rambut berbahan kain (scrunchie) di tengah pandemi ini.

Meski barang yang dijualnya bukanlah kebutuhan pokok, Rafida terus konsisten menggunakan bakat menjahitnya yang memang sejalan dengan bisnis yang ia buka.

Baca Juga: Dicari, 24 Pejuang Mandala yang Berhasil Mewujudkan Mimpi Saat Pandemi Covid-19

Dengan modal awal hanya satu juta Rupiah, perlahan ia membuka pasar dari pertemanan di sekolah hingga masuk ke platform media sosial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI