Suara.com - Pada hari Sabtu dan Minggu, 4 dan 5 Desember 2021), Kelompok Studi Pasar Modal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (KSPM FEB UI), mengadakan acara puncak akhir tahunnya yang bernama National Investor Summit. Acara ini mengusung tema “Methodologies of Investment: The Keys to Cuan” pada hari pertama dan "Financial Planning to Realize Your Financial Freedom" pada hari kedua.
National Investor Summit dihadiri oleh para pembicara yang berasal dari berbagai instansi, mulai dari Belvin Tannadi (CEO PT Ilmu Saham Indonesia), Antonny Suheri (Founder Teras Bursa), Ellen May (CEO & Founder Emtrade), Yazid Muamar (Financial Expert Ajaib), Angela Tanoesoedibjo (Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Chandra Putra Negara (CEO & Founder Success Before 30), serta Melvin Mumpuni (CEO & Founder Finansialku). Adapun acara ini disponsori oleh berbagai perusahaan ternama serta didukung oleh media partner ternama di kalangan portal berita, media mahasiswa, dan media pasar modal.
Hal yang perlu dilakukan sebelum investasi atau trading saham adalah mengenali karakteristik dasar dari pasar modal dan mempersiapkan rekening sekuritas. Investasi sifatnya adalah jangka panjang, sedangkan trading sifatnya adalah jangka pendek. Adapun dalam melakukan investasi atau trading saham, setidaknya perlu menjaga empat pilar utama, yakni analisis teknikal, analisis fundamental, money management, dan psikologi.
Analisis teknikal dapat menggunakan bar chart, candlestick chart, dan line chart. Namun, pada umumnya candlestick cenderung lebih digunakan karena informasinya relatif lebih banyak. Adapun fase dalam trendline saham terbagi menjadi uptrend, downtrend, dan sideways. Waktu yang cenderung bagus untuk melakukan trading adalah saat awal uptrend.
Baca Juga: Antisipasi Virus Omicron, Penerbangan dari Luar Negeri 2 Pekan Lalu Perlu Ditelusuri
Dalam melakukan analisis teknikal, ada empat pola candlestick yang dapat diperhatikan. Keempat pola tersebut adalah pin bar or hammer, tweezer bottom, one white soldier, bullish engulfing. Selain itu, ada juga beberapa pola dari setiap chart. Pola-pola tersebut adalah inverse or inverted head and shoulders, cup with handle pattern, ascending scallop, dan double bottom pattern.
Dalam melakukan trading atau investasi, perlu diperhatikan money management-nya. Money management dilakukan untuk menyesuaikan risk and return yang akan didapatkan atas harta yang disisihkan. Adapun diversifikasi saham juga sebaiknya mengiringi money management demi menyesuaikan risk and return juga.
Analisis teknikal biasanya dilakukan untuk trading, sedangkan analisis fundamental untuk investasi. Analisis fundamental adalah menilai perusahaan melalui kinerja, pertumbuhan, dan potensi bisnis perusahaan. Adapun enam aspek yang sering diperhatikan dalam analisis fundamental adalah Earning Per Share (EPS), Price to Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Dividend Yield.
Mindset yang perlu ditanamkan dalam diri ketika melakukan trading atau investasi saham adalah memperlakukan trading dan investasi saham sebagai ilmu analisis bisnis perusahaan. Kedua hal ini tidak boleh dianggap sebagai judi. Tambahan kekayaan hasil trading dan investasi saham perlu dianggap sebagai hasil jerih payah dalam estimasi perkembangan bisnis perusahaan atas analisis yang berdasarkan teori kredibel.
The Secret Behind Bandarmology (Antonny Suheri)
Di dalam pasar modal setidaknya ada tiga macam pelaku, yaitu big player (harta banyak tetapi saham terbatas), market maker (harta dan saham banyak), dan retail. Broker retail memiliki deposit awal yang kecil, banyak kantor cabang, dan relatif digunakan oleh pemuda.
Baca Juga: Epidemiolog UI Sebut Kemungkinan Varian Omicron Sudah Masuk Indonesia, Ini Dalihnya
Di sisi lain, broker bandar memiliki deposit awal besar, kantor cabang sedikit, dan jarang digunakan oleh masyarakat umum. Broker yang dipakai oleh bandar dapat berfungsi untuk menampung, mendukung, dan mempertahankan saham yang dimiliki oleh bandar.
Dalam menganalisis saham, investor dapat mengidentifikasi kepentingan emiten. Hal ini karena kenaikan nilai saham tidak selalu karena pertumbuhan bisnis perusahaan bersangkutan. Penyebab lain yang dapat meningkatkan nilai saham adalah merger dan akuisisi, pembagian dividen, obligasi umum, obligasi wajib konversi, stock split, reverse stock, right issue, private placement, buyback, tender offer, serta spin off.
Manipulasi kenaikan saham yang disengaja oleh bandar setidaknya terjadi dalam tujuh fase. Beberapa fase tersebut adalah accumulation (pengumpulan saham dan sideways), mark up (pengumpulan saham dan uptrend), mark down (pengumpulan saham dan downtrend), massive distribution (penjualan saham hingga ada gap), distribution by trend (penjualan saham ke ritel perlahan mengikuti downtrend), sell on strength (distribusi saham ketika nilainya naik karena partisipasi publik), serta do nothing.
Ada beberapa jenis manipulasi yang dilakukan oleh bandar saham. Jenis-jenis manipulasi tersebut contohnya adalah fake supply and demand, marking the close, pump and dump then hype and dump, alternate trade or wash trade, dan pre arranged trade. Bandar membutuhkan retail sebagai partisipan saat mark up saham dan wadah distribusi nilai saham di atas. Meskipun begitu, retail tetap membutuhkan bandar sebagai pihak yang mengelola volatilitas saham, dan wadah untuk meraih keuntungan.
Growth Investing For Securing Your Future of Life (Ellen May)
Growth investing adalah investasi saham di perusahaan baru yang sedang melakukan inovasi dan ekspansi pasar. Adapun dalam melakukan metode investasi tersebut, analisis fundamental dapat diiringi dengan analisis teknikal. Hal ini karena riwayat perusahaan dalam analisis fundamental tidak selalu terjamin kredibel, sehingga data pergerakan grafik saham dalam analisis teknikal dapat menjadi komplementer dalam investasi saham.
Pemilihan antara growth investing atau value investing bergantung pada waktu yang tepat. Adapun perlu diperhatikan bahwa keduanya adalah investasi sehingga tidak dapat dijadikan sebagai wadah untuk memperoleh keuntungan secara cepat. Meskipun begitu, growth investing cenderung direkomendasikan untuk di-hold lebih cepat daripada value investing.
The Right Way to Become Value Investor (Yazid Muamar)
Value investing adalah cara investasi yang menilai fundamental perusahaan yang undervalued. Metode investasi ini setidaknya memiliki tiga elemen, yaitu harga, kualitas, dan penjual. Value investing cenderung direkomendasikan untuk pemula karena didasari oleh rekam jejak perusahaan.
Ketika bisnis perusahaan sedang membaik, nilai saham seharusnya akan ikut meningkat. Namun, pergerakan nilai saham biasanya bersifat irasional, seperti nilai saham yang justru undervalued. Inilah yang menjadi alasan dalam melakukan value investing.
Dalam menilai fundamental perusahaan, investor dapat menilai empat laporan keuangan. Keempat laporan keuangan tersebut adalah Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Di dalam laporan tersebut ada beberapa rasio kinerja perusahaan yang dapat dijadikan acuan dalam menilai perusahaan. Rasio-rasio tersebut adalah rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio investasi.
Rasio likuiditas mencerminkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendek, terbagi menjadi current ratio, quick ratio, serta cash ratio. Rasio aktivitas mencerminkan tingkat optimalisasi penggunaan aset perusahaan, terbagi menjadi total asset turnover serta account receivable turnover.
Rasio solvabilitas mencerminkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka panjang, terbagi menjadi total debt asset ratio serta total debt equity ratio. Rasio profitabilitas mencerminkan derajat potensial perusahaan dalam memperoleh laba, terbagi menjadi gross profit margin, operating profit margin serta net profit margin. Rasio investasi adalah rasio yang dipakai untuk membandingkan nilai saham secara relatif, terbagi menjadi price earning ratio, price to book value, dividend payout ratio, dan lainnya.
Keynote Speech (Angela Tanoesoedibjo)
Di era bonus demografi, penduduk usia muda yang dominan dapat menjadi potensi bagi Indonesia. Edukasi tentang manajemen keuangan dan investasi dapat mengiringi potensi ini demi meningkatkan kualitas mereka. Pandemi Covid-19 dan disrupsi teknologi dapat menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pemuda Indonesia demi kontribusi terhadap industri segala sektor di Indonesia. Oleh karena itu, literasi keuangan dan investasi perlu dipersiapkan sejak dini demi mengembangkan kualitas sumber daya manusia pemuda agar siap menghadapi keadaan ekonomi di masa mendatang.
Smart Financial Planning for Millennials (Chandra Putra Negara)
Investasi adalah sejumlah entitas yang seseorang sisihkan bukan sisakan. Penyisihan tersebut ditujukan untuk antisipasi tragedi mendadak di masa depan. Adapun investasi dapat dibagi menjadi investasi personal, investasi kesehatan, investasi relasi, dan investasi aset.
Investasi personal adalah investasi ilmu yang tidak hanya dipertimbangkan melalui nominal uang, tetapi juga value dan knowledge yang didapatkan. Investasi ini merupakan fondasi dalam mengembangkan ilmu investasi. Investasi kesehatan juga perlu dilakukan karena akan mempengaruhi perilaku dan psikologis dalam melakukan investasi.
Investasi relasi perlu dilakukan karena merupakan benchmark sekaligus wadah untuk berkolaborasi dalam memperoleh ilmu investasi. Adapun investasi terakhir yang perlu dilakukan adalah investasi aset, yakni harta yang disisihkan ketika merasa siap setelah melakukan investasi personal, kesehatan, dan relasi.
Dalam mengelola keuangan dan melakukan investasi perlu dibangun mindset dan ditetapkan porsinya. Setidaknya ada lima mindset yang perlu dibangun, yakni memiliki dana darurat, mendahulukan pelunasan utang, menabung, investasi, dan diversifikasi aset. Adapun porsi ketika melakukan investasi pada umumnya adalah menyisihkan 10% untuk bersedekah, 20% untuk cicilan atau kredit (jika ada), 30% untuk tabungan dan investasi, serta 40% untuk biaya hidup.
Realize Your Dreams Through Financial Freedom (Melvin Mumpuni)
Menurut Finansialku, piramida keuangan setidaknya dari puncak ke bagian dasar terbagi menjadi distribusi kekayaan, kenyamanan keuangan, dan keamanan keuangan. Pada kenyamanan keuangan, ada rencana pensiun dan tujuan keuangan. Pada keamanan keuangan, ada manajemen risiko serta cash flow, dana darurat dan pinjaman.
Dalam memenuhi kebutuhan keuangan, seseorang dapat melakukan tiga hal. Ketiga hal tersebut adalah menambah sumber pemasukan, melakukan investasi rutin, dan memahami prioritas. Adapun hal yang perlu diperhatikan adalah jika seseorang tidak bisa mengelola sejumlah uang yang sedikit, maka cenderung orang tersebut tidak bisa mengelola sejumlah uang yang besar.
Ada beberapa cara dalam mengembangkan kapasitas financial freedom. Cara-cara tersebut adalah investasi pada 3P (Pengetahuan, Pengalaman, dan Pertemanan), magang, perencanaan keuangan, penyiapan dana darurat, asuransi, serta investasi dan alokasi aset.