“Saat ini kesanggupan pasok ke pasar Kanada sekitar 1-2 kontainer per bulan, hanya mampu memenuhi sepertiga permintaan existing buyer. Angka ini akan terus berkembang seiring dengan target penambahan titik nelayan menjadi 65 di tahun 2022, serta pembukaan kantor operasional di Amerika Utara,” kata Chief Sustainability Officer PT Aruna Jaya Nuswantara, Utari Octavianty.
Selain memberdayakan ribuan nelayan, PT Aruna Jaya Nuswantara juga mempekerjakan para istri nelayan sebagai pengolah hasil tangkapan di desa mereka. Para istri nelayan diberdayakan untuk membantu mengupas, membersihkan dan menimbang hasil tangkapan, sehingga dapat memiliki pendapatan tambahan.
Utari melanjutkan, “Ini adalah wujud komitmen kami dalam peningkatan ekspor komoditas perikanan demi meningkatkan kesejahteraan nelayan. Kami menghubungkan nelayan skala kecil ke pasar global melalui inovasi teknologi dengan berfungsi sebagai one stop shop dan agregator supply chain end-to-end”.
“Kami berharap semakin banyak pelaku ekspor muda dan start up tanah air yang menggarap pasar ekspor dengan produk Indonesia yang berkualitas, memadukan teknologi dan digitalisasi, dengan terus mengembangkan semangat keberlanjutan dan keberadilan, sehingga dampak ekonomi pun semakin merata,” pungkas Didi.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor produk perikanan Indonesia ke pasar global periode Januari--September 2021 tercatat sebesar USD 2,48 miliar atau meningkat 4,53 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Negara tujuan ekspor utama produk perikanan Indonesia antara lain Amerika Serikat pangsa 37,65 persen, Tiongkok (20,57 persen), Jepang (10,93 persen), (Vietnam 3,73 persen), dan Malaysia (3,73 persen).