Kemendag Lepas Ekspor Produk Perikanan senilai Rp11,43 Miliar ke Pasar Kanada

Rabu, 24 November 2021 | 17:29 WIB
Kemendag Lepas Ekspor Produk Perikanan senilai Rp11,43 Miliar ke Pasar Kanada
Kemendag Lepas Ekspor Produk Perikanan senilai Rp11,43 Miliar ke Pasar Kanada. (Dok: Kemendag)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Saat ini kesanggupan pasok ke pasar Kanada sekitar 1-2 kontainer per bulan, hanya mampu memenuhi sepertiga permintaan existing buyer. Angka ini akan terus berkembang seiring dengan target penambahan titik nelayan menjadi 65 di tahun 2022, serta pembukaan kantor operasional di Amerika Utara,” kata  Chief Sustainability Officer PT Aruna Jaya Nuswantara, Utari Octavianty.

Selain memberdayakan ribuan nelayan, PT Aruna Jaya Nuswantara juga mempekerjakan para istri nelayan sebagai pengolah hasil tangkapan di desa mereka. Para istri nelayan diberdayakan untuk membantu mengupas, membersihkan dan menimbang hasil tangkapan, sehingga dapat memiliki pendapatan tambahan.

Utari melanjutkan, “Ini adalah wujud komitmen kami dalam peningkatan ekspor komoditas perikanan demi meningkatkan kesejahteraan nelayan. Kami menghubungkan nelayan skala kecil ke pasar global melalui inovasi teknologi dengan berfungsi sebagai one stop shop dan agregator supply chain end-to-end”.

“Kami berharap semakin banyak pelaku ekspor muda dan start up tanah air yang menggarap pasar ekspor dengan produk Indonesia yang berkualitas, memadukan teknologi dan digitalisasi, dengan terus mengembangkan semangat keberlanjutan dan keberadilan, sehingga dampak ekonomi pun semakin merata,”  pungkas Didi.

Berdasarkan  data  Kementerian  Perdagangan,  ekspor  produk  perikanan  Indonesia  ke  pasar  global periode   Januari--September   2021   tercatat   sebesar   USD   2,48   miliar   atau   meningkat   4,53   persen dibandingkan  periode  yang  sama  tahun  sebelumnya.  Negara  tujuan  ekspor utama  produk  perikanan Indonesia  antara  lain  Amerika  Serikat  pangsa  37,65  persen,  Tiongkok  (20,57  persen),  Jepang  (10,93 persen), (Vietnam 3,73 persen), dan Malaysia (3,73 persen).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI