Suara.com - Head of Mandiri Institute, Teguh Wicaksono mengatakan, ekonomi yang sedang pulih dari dampak pandemi Covid-19 saat ini perlu dijaga, agar tidak lesu kembali. Salah satu unsur penting dalam menjaga pertumbuhan ekonomi adalah memastikan kasus Covid-19 tidak melonjak menjadi gelombang ketiga di akhir tahun menjelang libur Natal dan tahun baru.
“Jika bisa menjaga kasus Covid-19 tetap stabil seperti saat ini, ekonomi pada 2022 akan lebih baik,” ujarnya, dalam acara “Istighotsah dan Doa Bersama, Antisipasi dan Pencegahan Gelombang Ketiga demi Pemulihan Ekonomi Bangsa”, yang diselenggarkan PBNU bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika serta KPCPEN, Jakarta, Kamis (11/11/2021).
Teguh melanjutkan, pada 2020-2021 terlihat kaitan antara kenaikan kasus dengan penurunan belanja domestik nasional, yang merupakan salah satu alat ukur perekonomian nasional. Belanja domestik rendah menunjukkan aktivitas perekonomian yang berkurang dan sebaliknya.
Di sisi lain, kenaikan aktivitas perekonomian membutuhkan peningkatan pergerakan orang. Hal ini bisa menjadi bumerang karena peningkatan aktivitas juga membuka peluang penambahan jumlah kasus Covid-19.
Baca Juga: Target Eliminasi Campak Dunia Terhambat Akibat Pandemi Covid-19
Di periode relaksasi PPKM, yaitu September hingga November 2021, terjadi peningkatan belanja domestik yang tinggi diiringi kasus Covid-19 yang turun drastis.
Menurut Teguh, peningkatan cakupan vaksinasi, penerapan protokol kesehatan secara ketat, dan digitalisasi amat penting untuk menjadi jalan tengah bagi peningkatan aktivitas perekonomian.
Sejak pertengahan 2021, masyarakat sudah semakin meningkatkan belanja melalui online walau pergerakan masih terbatas. “Digitalisasi semakin meningkat. Sekarang, banyak belanja secara digital,” ujar Teguh.
Sementara itu, Ketua Satuan Tugas Covid-19 PBNU, dr. Makki Zamzami mengatakan, salah satu fokus PBNU adalah mencegah jangan ada kluster penularan di Muktamar Besar NU di Lampung pada 23-25 Desember 2021. Muktamar itu akan dihadiri banyak orang dari berbagai penjuru Indonesia dan beberapa negara.
“Protokol kesehatan akan diterapkan sangat ketat. Semua yang hadir wajib sudah divaksinasi,” ujarnya.
Satgas Covid-19 PBNU tengah berusaha mendorong agar cakupan vaksinasi di Lampung di atas 50 persen. Hal itu penting karena vaksinasi terbukti bisa mengurangi kesakitan.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Bikin Kesadaran Isu Kesehatan dan Keselamatan Kerja Meningkat
“Akan jadi kluster muktamar atau tidak, tergantung panitia dan peserta. Semua pihak harus mengerti, protokol kesehatan ketat di muktamar untuk mencegah Covid-19,” ujarnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Al Wasilah, KH. Thontowi Djauhari Maussadad mengatakan, pencegahan Covid-19 bagian dari bentuk kepatuhan muslim pada perintah Allah SWT. Setiap muslim sangat jelas diperintahkan menghindarkan diri dari kebinasaan.
“Tidak perlu dipertentangkan takut kepada Allah atau virus. Orang yang berkata demikian, mungkin pemahaman keagamaannya masih sederhana,” kata dia.
Pembandingan seperti itu tidak sesuai dengan banyak sekali kaidah Syariah. Paling pokok adalah membandingkan antara Allah SWT dan makhluk. Hal itu terkait dasar akidah yang tidak mengizinkan muslim menyamakan Allah SWT dengan makhluk. Pembandingan itu juga tidak sesuai dengan perintah Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW. Dalam berbagai Riwayat, Rasulullah memerintahkan muslim menjauhi wabah.