Suara.com - Hari Pahlawan selalu menjadi momentum yang tepat bagi brand Lemonilo untuk menjalankan visinya, yang ingin terus berjuang buat kesehatan masyarakat. Cita-cita itu sudah tertanam dari para pencetus Lemonilo, yang ingin memberikan kontribusi positif untuk Indonesia.
Seperti diketahui, Lemonilo adalah buah dari ide dan pikiran tiga orang; Shinta Nurfauzia, Ronald Wijaya, dan Johannes Ardiant. Mereka memiliki minat yang sama dalam hal menciptakan dampak dan memberikan kontribusi bagi Indonesia.
Shinta, Ronald, dan Johannes melihat kesehatan belum menjadi perhatian serius bagi masyarakat Indonesia. Hal ini pun diperkuat dari laporan WHO yang menyatakan bahwa 73% kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit tidak menular.

"Nama Lemonilo diambil dari dua kata, Lemon dan Nilo. Buah lemon seringkali diasosiasikan dengan hal-hal terkait kesehatan, sedangkan Nilo dalam bahasa Yunani dan Celtic berarti kemenangan dan kepahlawanan," kata Shinta, dalam pernyataan resmi yang diterima Suara.com.
"Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa Lemonilo memiliki arti sebagai Pahlawan Kesehatan. Hal ini pun tercermin dari misi Lemonilo, yaitu untuk menjadikan gaya hidup sehat dapat diakses oleh semua orang melalui produk sehat, terjangkau, dan praktis bagi masyarakat Indonesia," kata Shinta melanjutkan.
Mengedukasi masyarakat agar sadar akan pentingnya hidup sehat, menjadi tantangan tersendiri bagi Lemonilo. Apalagi, pola makan masyarakat, serta kebiasaan untuk tidak menjalani gaya hidup sehat sudah begitu mengakar.
![Chimi Keripik Tempe [dokumentasi Lemonilo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/08/29/95633-chimi-keripik-tempe.jpg)
Tapi meski begitu, para pencetus Lemonilo ini tidak mudah menyerah dan terus menjalakan misinya buat mengedukasi masyarakat. Pandemi COVID-19 pun kemudian membuahkan sisi positif. Di mana orang-orang kini lebih peduli dengan kesehatan.
"Sebelum pandemi COVID-19, mendorong masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat bukanlah hal yang mudah. Namun, sejak pandemi dimulai, fokus baru pada hidup sehat muncul. Masyarakat secara aktif mencari cara untuk menjaga kesehatannya dalam kondisi yang penuh ketidakpastian," imbuh Shinta.
Lantas, mengapa Lemonilo malah mengeluarkan produk pertamanya berupa mi instant? Padalah, mi instant selama ini dikenal sebagai makanan yang memiliki banyak bahan sintetis, yang tidak baik untuk tubuh bila dikonsumsi terus menerus dalam jangka panjang. Hal ini tentu bertolak belakang dengan Lemonilo yang mengklaim sebagai perusahaan healthy lifestyle.
Baca Juga: Resep Wedang Roti Jahe, Camilan Malam Enak Disantap Saat Udara Dingin
Tapi rupanya, langkah ini diambil Lemonilo karena fakta bahwa mayoritas masyarakat mengonsumsi mi instan setidaknya sekali dalam sepekan. Lemonilo pun kemudian menghadirkan mie instan yang terbuat dari bahan organik dan tanpa pengawet, penguat rasa dan pewarna buatan.