Terapkan Metode Pembelajaran Berbasis STEM, Doyobi Persiapkan Siswa Menjadi Penemu

Vania Rossa Suara.Com
Sabtu, 23 Oktober 2021 | 08:10 WIB
Terapkan Metode Pembelajaran Berbasis STEM, Doyobi Persiapkan Siswa Menjadi Penemu
Ilustrasi metode pembelajaran berbasis STEM (Science, Technology, Engineering and Math). (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejak diluncurkan pada Agustus 2020, Doyobi memberdayakan para guru melalui penerapan metode pembelajaran berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, and Math) dan keterampilan abad 21 yang dibutuhkan di kelas, yang pada akhirnya dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi penemu, pengusaha, dan pembuat perubahan.

Melalui platform Doyobi, para guru dapat mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis STEM dan Abad 21 dengan cara yang menyenangkan dan interaktif, melalui kelas terpadu yang mengintegrasikan video, kuis, dan kegiatan.

Hingga saat ini, Doyobi telah digunakan oleh hampir 2.000 guru di lebih dari 10 negara, di mana Indonesia merupakan salah satu pasar terbesarnya. Selain di Indonesia, sejumlah sekolah di Afrika juga telah mengadopsi kurikulum Doyobi.

Kurikulum Doyobi juga digunakan dalam Code in the Community, yaitu program coding gratis terbesar di Singapura, yang didukung oleh Google dan pemerintah Singapura.

Baca Juga: Bikin Pinter, 10 Tempat Wisata Bandung Tema Pendidikan

Baru-baru ini, Doyobi mengumumkan telah berhasil menyelesaikan putaran pendanaan pra-seri A senilai USD 2,8 juta yang dipimpin oleh Monk’s Hill Ventures.

Investor lainnya yang berpartisipasi dalam putaran ini adalah Tresmonos Capital, Novus Paradigm Capital, dan XA Network; serta sejumlah angel investor terkemuka seperti Quek Siu Rui, CEO Carousell, Oswald Yeo, dan Seah Ying Cong, co-founder Glints, serta Reuben Lai, Head of Grab Financial Group.

John Tan - Founder and CEO Doyobi. (Doyobi)
John Tan - Founder and CEO Doyobi. (Doyobi)

“Ada kesenjangan yang besar antara apa yang diajarkan di sekolah dengan apa yang perlu dipelajari anak-anak guna mempersiapkan mereka untuk memasuki dunia kerja di masa depan. Rasa ingin tahu, imajinasi dan empati sama pentingnya dengan keterampilan membaca dan berhitung. Kami percaya guru merupakan bagian penting untuk mengubah pengalaman anak-anak di dalam kelas,” ucap John Tan, CEO dan Founder Doyobi, mengutip siaran pers yang diterima Suara.com

Dana tersebut akan digunakan untuk meluncurkan kursus dan pelatihan kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru. Inisiatif ini juga ditujukan untuk mengembangkan sumber daya yang dibutuhkan untuk dapat membantu guru dalam mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis STEM secara efektif serta keterampilan yang dibutuhkan di abad ke-21, seperti berpikir kritis dan kreatif di kelas.

Doyobi juga akan menggunakan dana tersebut untuk mendukung komunitas Teachers as Humans, yang merupakan sebuah komunitas online bagi para guru untuk saling mendukung dan mendapatkan peluang untuk mengembangkan diri secara profesional.

Baca Juga: PKS Kabupaten Sukabumi Buka Sekolah Gratis, Ini Syaratnya

Beberapa sekolah saat ini tercatat sudah menjadi mitra dari Doyobi, di antaranya adalah Leap Surabaya dan Codercadamy, serta sekolah swasta seperti HighScope Indonesia, Mutiara Harapan Islamic School, dan Stella Gracia School.

“Calon pemimpin di masa depan perlu dilengkapi dengan bekal dan kemampuan untuk memecahkan masalah secara inovatif dan berpikir secara visioner. Doyobi memberdayakan sekolah untuk mengembangkan keterampilan berpikir komputasional yang dibutuhkan siswa untuk memecahkan masalah di masa depan, dan mereka melakukan ini dengan mengedepankan kepentingan terbaik untuk anak-anak, yang di mana hal ini sejalan dengan nilai-nilai kami,” ujar Ilsa Nurina, Chief Human Resources and Academic Development Officer HighScope Indonesia.

Salah Satu Metode Pembelajaran Berbasis STEM di Doyobi. (Doyobi)
Salah Satu Metode Pembelajaran Berbasis STEM di Doyobi. (Doyobi)

Doyobi juga berencana untuk meluncurkan program keanggotaan bagi para pemimpin sekolah yang berfokus pada metode pembelajaran berbasis STEM dan pengembangan keterampilan abad 21.

Tujuan dari keanggotaan STEM School Leader ini adalah untuk membantu para pemimpin sekolah seperti kepala sekolah dan kepala departemen untuk belajar mengenai penerapan praktik STEM secara efektif di sekolah, serta membantu mereka dalam mengembangkan keterampilan dan pola pikir siswa untuk mencapai keberhasilan di abad
ke-21.

Keanggotaan STEM School Leader dirancang oleh Doyobi dan Allan Shaw, mantan kepala sekolah The Knox School, salah satu sekolah independen terkemuka di Melbourne.

“Kesenjangan antara pelajaran sekolah dan keterampilan yang dibutuhkan di Abad ke-21 ini menjadi perhatian utama dari para orangtua dan guru. Kami percaya bahwa Doyobi adalah tim yang tepat untuk mengatasi kesenjangan besar di dunia pendidikan. Pendekatan yang dilakukan John dan timnya dalam menggabungkan metode pembelajaran berbasis STEM dengan keterampilan abad 21 yang disampaikan melalui lingkungan pembelajaran virtual akan mendorong sistem pendidikan kedepannya,” kata Peng T. Ong, Co-Founder dan Managing Partner dari Monk's Hill Ventures.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI