Suara.com - Di tengah berbagai sentiment Fair, Uncertainty dan Doubt (FUD) dari beberapa negara seperti China, aset kripto justru diprediksi bisa terus melesat dan investor aset kripto pun bisa mendulang cuan besar.
CEO Litedex, Andrew Suhalim mengatakan, FUD yang kembali muncul tidak terlalu berpengaruh terhadap nilai aset kripto, karena kini investor membutuhkan komoditas alternatif untuk berinvestasi di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Selain itu, pelarangan cryptocurrency di Negeri Tirai Bambu, membuat investor di sana mengalihkan asetnya ke Decentralized Finance, seperti Uniswap. Ini menunjukan bahwa investasi aset kripto sulit dibendung, meski mendapat tentangan dari beberapa negara.
Sentimen positif juga datang dari global yang turut mendorong terus melesatnya harga bitcoin dan ETH. Berdasarkan data coinmarketcap.com pada 16 Oktober 2021, harga Bitcoin telah menembus 61.000 dolar AS lebih, sementara ETH sudah menyentuh angka 3.800 dolar AS.
Baca Juga: Mau Belajar Investasi Sampai Jago Tanpa Biaya? Di Sini Tempatnya
CEO Standart Chartered, Bill Winters mengatakan, uang kripto akan bertahan dan memiliki peran penting untuk dimainkan di pasar keuangan ke depan.
Menurutnya, ada mata uang non-fiat (yang tidak diterbitkan bank sentral), terutama Ketika Sebagian pasar khawatir tentang inflasi.
Sedangkan dari Amerika Serikat, sentimen positif datang dari rencana Komisi Bursa dan Sekuritas Amerika Serikat (SEC) yang tidak melarang aktifitas Cryptocurrency di Negeri Paman Sam.
Andrew Suhalim menilai, sikap pimpinan SEC Amerika Serikat, Gery Gensler yang tidak melarang perdagangan aset kripto, bahkan diperkirakan akan menyetujui Bitcoin ETF dengan underlying asset Bitcoin Futures alias Bitcoin berjangka, menjadi sinyalemen positif yang menguatkan nilai Bitcoin.
Jika ETF Bitcoin sudah disetujui untuk melantai di bursa Amerika Serikat, maka akan memicu penguatan harga Bitcoin, karena bisa mejadi parameter,seberapa besar permintaan pasar terhadap Bitcoin.
Baca Juga: Pandemi Bikin Orang Ketagihan Investasi, BEI Catat 6,2 Juta Investor Saham