Kurangi Emisi Karbon, Sampoerna Kayoe Resmikan 2 PLTS di Jombang

Rabu, 06 Oktober 2021 | 13:04 WIB
Kurangi Emisi Karbon, Sampoerna Kayoe Resmikan 2 PLTS di Jombang
Peresmian PLTS berkapasitas 1,7 MWp di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. (Dok: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Untuk ikut serta dalam upaya pengurangan emisi karbon, PT Sumber Graha Sejahtera  atau Sampoerna Kayoe meresmikan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 1,7 MWp pada dua pabrik di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Penyediaan dan konstruksi fasilitas tersebut diwujudkan oleh ATW Group, dan menjadikan Sampoerna Kayoe sebagai perusahaan kayu lapis pertama di Indonesia yang bertransisi menggunakan energi terbarukan.

“Perubahan iklim nyata terjadi di depan mata. Kami yakin, bisnis sebagai salah satu motor penggerak pembangunan harus mengambil peran lebih dalam memastikan perkembangan taraf hidup manusia sejalan dengan keberlanjutan bumi. Proyek PLTS ini merupakan komitmen kami terhadap keyakinan tersebut, sekaligus bentuk partisipasi perusahaan dalam mencapai target energi baru dan terbarukan (EBT) Pemerintah Republik Indonesia sebesar 23 persen pada 2025,” kata Direktur Utama Sampoerna Kayoe, Riko Setyabudhy Handoko.

Sampoerna Kayoe tengah meningkatkan efisiensi operasional, termasuk dalam mengurangi jejak karbon. Energi surya menjadi pilihan logis bagi bisnis di negara tropis, seperti Indonesia, karena jumlahnya yang tidak terbatas dan berlangsung sepanjang tahun tanpa terpengaruh musim.

“Dengan sistem tenaga surya, kami melihat peluang untuk melakukan transformasi energi di lima pabrik utama, sepuluh pabrik veneer, dan satu pabrik kimia Sampoerna Kayoe. Satu-satunya batasan tenaga surya adalah kemampuan kita untuk mengubahnya menjadi listrik dengan cara yang efisien dan hemat biaya. Itulah mengapa pemilihan mitra yang punya expertise di bidang ini menjadi krusial,’’ jelas Direktur Operasional Sampoerna Kayoe, Rudiyanto Tan.

Baca Juga: Begini Cara Kementerian PUPR Kurangi Emisi Karbon di Pemukiman dan Perkotaan

Demi mewujudkan hal ini, Sampoerna Kayoe bekerja sama dengan ATW Group melalui anak perusahaannya PT ATW Investasi Hijau, yang merupakan mitra lokal dari Shizen Energy Inc dan Alamport Inc. ATW Group adalah perusahaan terintegrasi yang bergerak di bidang engineering, pengadaan, dan pembangunan PLTS atap guna memasok energi bersih terbarukan yang terjangkau untuk menghemat pengeluaran listrik. Selain itu, ATW Group juga menyediakan rental panel surya, sehingga calon pelanggan tidak membutuhkan investasi awal.

“Panel surya di SGS Tanon Sampoerna Kayoe menghasilkan energi 1,8 GWh atau setara dengan pengurangan 1.500 ton karbon dioksida setiap tahunnya. Sedangkan pada SGS Pundong, panel surya yang dipasang menghasilkan energi sebesar 0,8 GWh, atau setara dengan pengurangan 970 ton karbon dioksida setiap tahunnya,” kata Komisaris Utama ATW Group, Eddie Widiono.

Komitmen Sampoerna Kayoe terhadap keberlanjutan sudah dimulai sejak rantai pasokan bahan baku log kayu dengan program sertifikasi hingga memastikan ketertelusuran (traceability) produk. Transformasi operasional menggunakan energi terbarukan diharapkan dapat memberikan produk Sampoerna Kayoe keunggulan kompetitif di pasar global yang semakin mementingkan proses produksi yang bertanggung jawab.

“Upaya keberlanjutan seperti ini bukan yang pertama dilakukan oleh Sampoerna Kayoe. Komitmen keberlanjutan pertama kami adalah kerja sama dengan petani kecil di seluruh Indonesia untuk mendapatkan sertifikasi Forest Stewardship Council (FSC), guna memastikan praktik pengelolaan hutan yang lestari dan keterlacakan rantai pasokan,” kata Direktur Komersial Sampoerna Kayoe Edward Tombokan.

Menurut Badan Energi Internasional, pangsa energi terbarukan diperkirakan akan mencapai 30 persen pada 2024 dan akan terus meningkat dalam dekade mendatang. Hal ini memperkuat alasan Sampoerna Kayoe untuk berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dunia melalui pemanfaatan energi terbarukan.

Baca Juga: Mampu Atasi Emisi Karbon, Hidrogen Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

“Menipisnya persediaan stok energi fosil dan meningkatnya dampak krisis iklim menyebabkan seluruh dunia saat ini semakin bergerak menuju arah pembangunan yang lebih berkelanjutan. Kami harap dengan inisiatif ini, lebih banyak rekan-rekan perusahaan dan industri yang tergerak untuk memulai transisi menuju penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan,” ujar Kepala Divisi Strategis dan Manajemen Performansi, Alvin Puspowidjono.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI