Industri Kripto Karya Anak Bangsa Fokus Berbisnis dan Dukung Pemerintah

Rabu, 29 September 2021 | 11:25 WIB
Industri Kripto Karya Anak Bangsa Fokus Berbisnis dan Dukung Pemerintah
Bumoon akan melakukan sejumlah aksi menurunkan suhu Bumi. (Dok: Bumoon)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Minat masyarakat dunia, termasuk Indonesia pada aset kripto semakin baik di masa pandemi. Hal ini berbanding terbalik dengan pasar kripto di China, yang mana masyarakat di sana mengadaka aksi jual massal, akibat pernyataan Bank Sentral China. Sebelumnya China menyatakan bahwa kripto adalah transaksi yang ilegal karena bersifat spekulatif.

CEO Indodax, Oscar Darmawan menyatakan, meskipun pelarangan tersebut sempat membuat harga bitcoin dan aset kripto lainnya jatuh, nyatanya atensi dan minat masyarakat dunia dan Indonesia justru semakin bertambah.

Pernyataan ini ditanggapi industri aset kripto karya anak-anak Indonesia, salah satunya Bumoon.io. Lembaga ini membuat terobosan business model donvestment (Donasi+ investasi), yang diharapkan dapat menciptakan tren baru yang beriringan dengan tujuan The United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).

Bumoon.io, sebuah sosial startup yang bergerak di teknologi IoT, blockchain dan AI, serta pengolahan sampah dengan nol residu (zero waste) sedang berkembang pesat di Indonesia.

Baca Juga: China Larang Transaksi Kripto, Ini Tanggapan CEO Indodax

"Visi dan misi kami mendukung pemerintah yang menjadi solusi permasalahan global dengan pertaruhan besar bagi masa depan manusia," ujar Happy Murdianto, Chief Marketinf Officer (CMO) Bumoon.io, beberapa waktu lalu.

Bumoon.io membuat terobosan dalam dunia kripto, dengan menggabungkan perdagangan kripto sebagai komoditas dengan memiliki bisnis real untuk dapat membeli kembali komuditas tersebut, sehingga selalu ada yang membeli kembali di harga berapa pun.

"Kami optimistis dengan antusiasme anak muda pada kripto, baik di Indonesia dan global, karena sangat besar. Hal tersebut terlihat dari transaksi hampir Rp470 triliun per Juli 2021," katanya.

Menurut Oscar, dampak yang terjadi di China hanya bersifat sementara.

“Investor tidak perlu was was. Pengumuman ini hanya akan berdampak jangka pendek. Contohnya, 1 Januari 2021. Harga Bitcoin menyentuh 29.576 dolar AS per koin atau setara Rp422 jutaan dengan kurs dolar hari ini. Coba lihat sekarang, harga Bitcoin sudah menyentuh 43,942 dolar AS per koin, atau setara Rp626 jutaan dengan kurs dolar hari ini,” kata Oscar, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/9/2021).

Baca Juga: Jumlah Investor Kripto Australia Meningkat Drastis, Total Investasi Capai 8 miliar Dolar

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI