Suara.com - Di tengah meningkatnya konsumsi susu segar dalam negeri, peternak sapi perah lokal punya peluang besar untuk berkontribusi meningkatkan produksi dan kualitas susu segar dalam negeri. Peluang tidak hanya terbuka bagi peternak laki-laki, tapi juga bagi peternak perempuan yang selama ini hanya membantu pengelolaan peternakan sapi perah lokal.
FrieslandCampina bersama afiliasinya di Indonesia PT Frisian Flag Indonesia (FFI) mendukung kesetaraan peran perempuan dalam mengelola peternakan sapi perah melalui program Women Empowerment in Dairy ‘Kartini Peternak Indonesia’.
Program Women Empowerment in Dairy ‘Kartini Peternak Indonesia’ ini merupakan inisiatif FFI di bawah Dairy Development Program (DDP), bekerjasama dengan mitra koperasi.
Melalui program ini, FFI menggelar serangkaian pelatihan intensif untuk peternak perempuan, termasuk program-program pendampingan dan pemantauan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas susu segar dalam negeri.
Baca Juga: Heboh Cara Antimainstream Panggil Sapi dari Kandang, Modal Moge Kawasaki ZX-25R
Diharapkan, melalui Program Women Empowerment in Dairy ‘Kartini Peternak Indonesia’, kualitas dan taraf hidup para peternak perempuan di Indonesia dapat meningkat.
Program yang Responsif Terhadap Gender
Apresiasi yang tinggi disampaikan Menteri Pertanian Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, S.H, M.H, yang diwakili oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI drh. Makmun, M.Sc.
Makmun menyebut bahwa potensi pasar peternakan sapi perah saat ini masih sangat besar, namun masih terbatas dari sisi ketersediaan bibit. Oleh karena itu, Makmun mengajak masyarakat untuk mengembangkan pembibitan sapi perah. Selin ini akan menjadi ruang usaha yang punya potensi besar, juga karena produk pangan yang dihasilkannya - yaitu susu- merupakan sumber protein hewani yang sangat penting untuk pertumbuhan dan kecerdasan anak.
"Saat ini, 90% peternakan sapi perah dikelola oleh peternakan rakyat. Bersama-sama, kita harus mengupayakan kesejahteraan peternak. Saya berharap apa yang dilakukan oleh FFI dapat mendorong pihak swasta lainnya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat peternak yang lebih merata,” tambahnya.
Baca Juga: Pelajar SMP Asal Gunungkidul Sukses Jadi Peternak Kelinci, Dua Kali Panen Raup Rp16 Juta
Hal senada juga disampaikan oleh Asisten Deputi Pengarustamaan Gender Bidang Ekonomi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Eni Widiyanti, S.E., MPP., M.S.E. Menurutnya, Program Women Empowerment in Dairy ‘Kartini Peternak Indonesia’ ini membuka pengarustamaan dan pembangunan gender yang pada hakikatnya adalah mewujudkan gender equality.
Program Kartini Peternak Indonesia adalah program yang ‘responsif terhadap gender’, yakni memberikan akses partisipasi kontrol dan membuka kesempatan bagi peternak perempuan untuk mendapatkan kesempatan yang sama seperti peternak laki-laki.
“Peningkatkan jumlah peternak perempuan akan berkontribusi pada peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan. Pendapatan perempuan yang meningkat akan memperkecil kesenjangan kualitas hidup," kata Eni.
Eni berharap, program Kartini Peternak Indonesia dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas perempuan peternak sapi perah serta mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi. Termasuk juga menghasilkan susu yang berkualitas, yang akan berkontribusi kepada peningkatan gizi bagi ibu hamil, bayi, dan menekan angka kematian ibu, kematian bayi dan prevalensi stunting.
Didukung Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia
Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Lambert Grijns, mengungkapkan optimismenya dan mendukung penuh inisiatif ‘Kartini Peternak Indonesia’ sebagai wujud komitmen kemitraan pemerintah dan korporasi Belanda.
“Pemerintah Belanda sangat mengapresiasi inisiatif dari Frisian Flag Indonesia dan terus mendukung langkah-langkah yang mengedepankan kemitraan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan kedua bangsa," kata Grijns.
Melalui program ini, menurut Grijns, semua peternak diperlakukan secara setara tanpa memandang jenis kelamin maupun usia para peternak. Hal ini sejalan dengan konsensus internasional tentang pentingnya mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan yang selama ini selalu digaungkan oleh PBB dan menjadi bagian dari program SDGs.
"Kami juga senang mengetahui bahwa pemerintah Belanda melalui Proyek FDOV dan Frisian Flag Indonesia beserta partner lainnya ikut berkontribusi dalam merealisasikan konsensus tersebut. Kami percaya dengan pengetahuan dan keahlian Frisian Flag Indonesia yang disampaikan kepada para peternak sapi perah lokal," katanya lagi.
FFI Optimis pada Potensi dan Kapabilitas Peternak Perempuan
Pelatihan intensif kepada peternak perempuan dilakukan melalui beberapa program pendampingan dan pemantauan. Materi pelatihan mencakup kesehatan hewan, strategi pemberian pakan dan minum, pengelolaan kesejahteraan hewan, higienitas pemerahan susu, pengumpulan susu dan sistem pengelolaan limbah.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Susu Seluruh Indonesia (GKSI) Dedi Setiadi berharap program ini dapat terus meningkatkan kapasitas dan kualitas kinerja peternak perempuan, memajukan usaha, meningkatkan perekonomian keluarga, dan berkontribusi langsung dalam upaya peningkatan produktivitas susu segar dalam negeri.
FFI juga sangat optimis melihat potensi dan peluang pengembangan kapasitas, kapabilitas peternak perempuan dan percaya bahwa program ini juga akan meningkatkan kinerja peternak sapi di Indonesia secara umum.
“Program Women Empowerment in Dairy ‘Kartini Peternak Indonesia’ adalah program yang didesain berdasarkan pengamatan kami terhadap kebutuhan, potensi, dan peran peternak perempuan dalam upaya memenuhi kebutuhan susu segar dalam negeri," kata Andrew F. Saputro, Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia.
FFI mengambil pelajaran terbaik dari FrieslandCampina yang telah melakukan pengelolaan peternakan sapi perah selama 150 tahun yang juga banyak dilakukan oleh peternak perempuan.
"Peternak perempuan Indonesia punya potensi yang sangat besar, karena perempuan Indonesia adalah sosok yang tangguh, Ibu yang pantang penyerah dan pekerja yang kuat. Perempuan Indonesia juga kreatif, pandai menciptakan peluang-peluang yang mendatangkan beragam masukan dan menghasilkan inovasi," kata Andrew.
Andrew juga yakin bahwa peternak perempuan dapat menjadi mitra peternak laki-laki, yang dapat berkontribusi bagi peningkatan produksi dan kualitas susu segar.
Program Kartini Peternak Indonesia adalah bagian dari inisiatif Dairy Development Program (DDP) yakni kemitraan FFI dengan koperasi, yang berlangsung sejak tahun 1996. Fokus dari DDP adalah meningkatkan produktivitas dan kualitas susu segar di peternakan-peternakan sapi perah di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Program ini secara tidak langsung juga membantu meningkatkan taraf hidup para peternak sapi perah lokal. Program DDP ini didukung oleh Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda melalui Proyek Facility for Sustainable Entrepreneurship and Food Security (FDOV). Program Kartini Peternak Indonesia diharapkan akan menjangkau 1500 peternak yang ada di Jawa Barat dan Jawa Timur yang akan dilakukan oleh Stichting Nederlandse Vrijwilligers (SNV), organisasi nirlaba Belanda yang membantu perkembangan sektor pertanian, energi terbarukan, serta air bersih, sanitasi dan kebersihan di negara berkembang.