Suara.com - Industri mesti hadir jika menginginkan pendidikan vokasi semakin terhubung dengan mereka. Itu sebabnya, Eka Tjipta Foundation atau ETF mencoba menjembatani agar lulusan pendidikan kejuruan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik industri.
"ETF berharap agar lulusannya menjadi sosok yang humanis, peka, sekaligus solutif menyikapi dinamika industri dan masyarakat," demikian kata Ketua Umum Eka Tjipta Foundation (ETF), Hong Tjhin, saat menghadiri peresmian Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6, serta peletakan batu pertama pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5, yang sama-sama berada di Surakarta, Jawa Tengah, oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, dan didampingi Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka.
Mendikbud Ristek mengatakan kalau komposisi pihak yang saling bermitra kali ini sangat ideal.
“Itu yang membanggakan dalam memajukan konsep SMK, yang benar-benar link and match. Sekolah bertransformasi dengan partisipasi sektor industri secara absolut. Bukan hanya perancangan infrastruktur, tapi juga kurikulum hingga SDM-nya saling berkolaborasi," kata Nadiem.
Baca Juga: Yamaha Raih Penghargaan Kemendikbud RI untuk Pendidikan Vokasi
Nadiemmengakui bahwa kita butuh kolaborasi holistik di mana industrilah yang memimpin proses sinkronisasi pembelajaran, kurikulum praktik, dan peningkatan kompetensi guru-guru.
Nadiem juga mengharapkan hilangnya sekat antara SMK dengan mitra industri dapat memacu bermacam inovasi siswa, yang dilirik oleh perguruan tinggi hingga kemudian terbangun ekosistem inovasi yang lebih kuat lagi.
Donasi Sinar Mas melalui ETF bersama perusahaan lainnya senilai lebih Rp 9 miliar membawa kedua sekolah dapat melakukan renovasi fisik, pengadaan peralatan pendukung pembelajaran, berikut sinkronisasi kurikulum antara sekolah dengan dunia usaha dan dunia industri, serta pengembangan kompetensi para guru.
Hasilnya, SMKN 2 kini memiliki kompetensi yang akan lebih sesuai kebutuhan industri dalam menyelenggarakan pendidikan Rekayasa Perangkat Lunak, sedangkan SMKN 6 membuka program pendidikan Digital Marketing & Communications. Sementara SMKN 5 saat ini masih dalam tahap renovasi lanjutan.
Kemitraan ini menurutnya akan membantu ketiga sekolah yang punya sejarah panjang dalam pendidikan vokasi di Surakarta untuk tetap relevan dengan dinamika industri, namun mesti didukung tekad para siswanya.
Baca Juga: Dukung Pendidikan Vokasi, Yamaha Raih Penghargaan Kemendikbud RI
“Selain hardware, software (kurikulum), ada aspek mental, disiplin, kerja keras, keuletan, dan keinginan untuk belajar yang menjadi fondasi penting bagi siswa untuk dapat berinovasi. Karena harapan sebuah negara ada pada generasi mudanya, sementara harapan generasi muda adalah pendidikan,” pesan Hong Tjhin, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Suara.com.
Inisiatif ETF dalam pendidikan vokasi adalah upaya mereka menyambut kebijakan pemerintah mereformasi pendidikan. Setahun silam, inisiatif serupa telah dilakukan ETF dengan mendukung SMK 1 Strada di Gunung Sahari, Jakarta, dan SMK Kanisius Ungaran di Semarang menyediakan pendidikan Digital Marketing & Communications.