Suara.com - Kewirausahaan sosial dianggap sebagai salah satu bidang penting, yang harus terus dikembangkan karena dapat memainkan peran sebagai agen perubahan di masyarakat.
Dengan menerapkan pendekatan yang praktis, inovatif, dan berkelanjutan, kewirausahaam sosial dapat memberikan dampak positif pada masyarakat, khususnya masyarakat kelas ekonomi bawah dan yang terpinggirkan.
Menteri Negara Kebudayaan, Masyarakat dan Pemuda, serta Perdagangan dan Industri Singapura Alvin Tan mengatakan, wirausaha sosial didorong oleh tujuan dan tanpa henti mengejar peluang baru untuk mengatasi masalah sosial yang perlu ditangani secepatnya.
"Dalam krisis global saat ini, kita membutuhkan wirausahawan sosial lebih dari sebelumnya. Mereka mengkatalisasi upaya komunitas yang akan membantu kita mengatasi tantangan-tantangan yang ada saat ini dan mendorong kita menuju masa depan berkelanjutan yang ingin kita bangun," jelas dia dalam jumpa pers virtual Young Social Entrepreneurs (YSE) Global 2021, Kamis (2/9/2021).
Baca Juga: Generasi Muda Bisa Jadi Agen Perubahan Selamatkan Bumi, Begini Caranya
Untuk mendukung perjalanan kewirausahaan sosial, dan membantu berhasil dalam mengejar tujuan, keuntungan, dan keinginan mereka, program YSE Global, yang kini memasuki tahun ke-12, kembali diselenggarakan.
Program yang diadakan oleh Singapore International Foundation (SIF) ini kata Jean Tan selaku Executive Director SIF, bertujuan untuk menginspirasi, membekali, dan memungkinkan kaum muda dari seluruh dunia untuk memulai atau mengembangkan usaha sosial mereka di Singapura dan negara-negara lainnya.
Peserta akan mempelajari keterampilan baru yang memberdayakan mereka untuk membentuk dan memperkuat model bisnis sambil membangun jaringan profesional untuk potensi kolaborasi dan pertumbuhan berkelanjutan.
Tahun ini, telah terpilih 15 tim usaha sosial, yang terdiri dari 32 peserta dari tujuh negara, yang sebelumnua telah mengikuti workshop, serangkaian webinar dan klinik bisnis virtual yang dirancang oleh SIF untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam menjalankan bisnis yang baik secara sosial.
Diselenggarakan dari tanggal 23 Juli hingga 20 Agustus, tahun ini adalah kali kedua program ini dilakukan sepenuhnya secara online.
Baca Juga: Hadir di Virtual Daihatsu Festival, Kaesang Pangarep Sebutkan Gran Max
Peserta mempresentasikan rencana bisnis mereka kepada panel juri pada hari terakhir Workshop dan dinilai berdasarkan potensi dampak sosial yang signifikan, serta kesanggupan akan keberlanjutan dan skalabilitas model bisnis.
Para peserta juga menghadiri sesi analisis data, keuangan dan pengukuran dampak, memperoleh keterampilan dan keahlian yang dibutuhkan untuk menjadi wirausahawan sosial yang efektif.
Anggota jaringan alumni YSE Global dari India, Indonesia, Malaysia, dan Singapura juga kembali untuk berbagi pengalaman berharga mereka dan mengadakan workshop yang membentuk pemikiran.
"Melalui serangkaian kegiatan yang dilakukan secara online, para peserta juga terhubung dengan rekan-rekan yang mempunyai visi yang sama dari berbagai negara, memperoleh pemahaman lintas budaya yang lebih dalam, menjalin pertemanan baru dan menjalin hubungan bisnis yang bermanfaat," jelas Jean Tan.
Nantinya, selama enam bulan ke depan, tim terpilih akan dibimbing oleh konsultan bisnis terkemuka dari McKinsey & Company, Temasek International, dan pengusaha-pengusaha sukses yang relevan dengan sektor mereka.
Para tim akan bekerja dengan mentor mereka untuk mempertajam bisnis dan memperluas perspektif budaya mereka melalui rangkaian kegiatan secara online untuk belajar tentang ekosistem kewirausahaan sosial di berbagai kota di Asia.
Pada bulan Maret 2022, tim akan berkumpul kembali di acara YSE Global 2021 Pitching for Change. Mereka kemudian akan mempresentasikan rencana bisnis mereka yang telah disempurnakan untuk mendapatkan kesempatan menerima dana hingga S$20.000 (Rp200 juta) untuk tiap-tiap tim pemenang.