Indonesia Akhirnya Punya Perhimpunan Farmasi Militer

Ferry Noviandi Suara.Com
Kamis, 02 September 2021 | 01:45 WIB
Indonesia Akhirnya Punya Perhimpunan Farmasi Militer
Ilustrasi obat-obatan [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia sedikit tertinggal dalam pengembangan Perhimpunan Farmasi Militer (Hisfarmil). Padahal negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura sudah lebih dulu memilikinya.

Tapi mulai 25 Agustus 2021, Indonesia pun sudah memiliki Perhimpunan Farmasi Militer (PFM). PFM dilantik pada 25 Agustus 2021 oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Apoteker Indonesia, apt Drs Nurul Falah Eddy Pariang.

Pelantikan sekaligus menandai ditutupnya Rapat Kerja nasional (Rakernas) Ikatan Apoteker Indonesia 2021 secara daring, yang berlangsung sejak 23 Agustus 2021 lalu.

Rakernas Ikatan Apoteker Indonesia 2021. [Instagram]
Rakernas Ikatan Apoteker Indonesia 2021. [Instagram]

"Setiap kali pertemuan organisasi farmasi dunia, selalu ada seksi farmasi militer. Kedua negara tetangga kita selalu menghadirkan perwakilannya dengan menggunakan seragam militer lengkap. Alhamdulillah, kini Indonesia juga sudah memiliki Perhimpunan Farmasi Militer," kata Nurul Falah di depan sidang pleno Rakernas IAI 2021.

Baca Juga: Ini Cara Industri Farmasi Tingkatkan Kapasitas Produksi Obat di Masa Pandemi

Hal senada disampaikan oleh Prof Dr apt Yahdiana Harahap, MSi, yang merupakan salah satu pelindung Perhimpunan Farmasi Milliter (PFM). Yahdiana saat ini adalah Guru Besar Fakultas Farmasi UI dan juga Dekan Fakultas Farmasi Universitas Pertahanan.

"FIP sudah memiliki seksi Farmasi Militer sejak tahun 1952, jadi kalau Indonesia baru memiliki sekarang, sebenarnya bisa dikatakan terlambat. Pendidikan Farmasi Militer sangat berbeda didanding Pendidikan farmasi pada umumnya. Di farmasi militer ada kurikulum Pendidikan kemiliteran," ujar Yahdiana.

Sore itu, Nurul Falah melantik Ketua Perhimpunan Farmasi  Militer Kolonel Kes Dr Apt Drs Yuli Subiakto, MSi, Sekretaris Dr apt Bantari Wisnu KW, M.Biomed, Bendahara apt Editha Romesten, MSc. Dewan Penasehat antara lain ReKtor Universitas Pertahanan, Kepala RSPAD Gatot Soebroto, Kepala Puskes TNI, Kepala Puskes AD dan Dekan Fakultas Farmassi Militer Universitas Pertahanan.

Dalam kesempatan itu, Yuli Subiakto menyampaikan pentingnya dibentuk Perhimpunan Farmasi Militer, mengingat prajurit TNI bekerja dalam lingkungan yang sangat berbeda dibanding masyarakat pada umumnya.

Perubahan lingkungan kerja tersebut berdampak terhadap fisiologis tubuh, nasib obat dalam tubuh, nasib makanan dan minuman, sehingga prajurit TNI perlu dilatih indoktrinasi dan latihan fisiologi (aerofisiologi, hiperbarik fisiologi).

Baca Juga: Jokowi: Tak Ada Toleransi Bagi Penghambat Pengembangan Industri Farmasi Dalam Negeri

Menurut Yuli, saat ini kemandirian farmasi nasional masih merupakan cita-cita bangsa dalam wujudkan kedaultan bidang kesetahan. Upaya mengembangkan formula sediaan farmasi, bahan baku aktif, bahan tambahan, bahan pengemas (antibiotika), nonantibiotika, simtomatik, suplemen, PKRT, Alkes habis pakai dengan memanfaatkan sumberdaya alam (tumbuhan, hewan, mineral).

Pengembangan farmasi militer dilakukan dalam rangka dukungan kesehatan, kosmetika militer, nutrasetikal militer, toksikologi militer, ransum militer, bahan dekontaminsasi CBRNE, pengendali huru hara yang aman (Riot control agent) dan pelayanan Kesehatan masyarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI