Suara.com - Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) menggelar pertemuan ilmiah tahunan (PIT) dan rakernas pada 23-28 Agustus 2021 secara vitual. Acara yang turut dihadiri dan didukung kementerian kesehatan ini menghasilkan Permenkes mengenai pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi terkait pelayanan Kesehatan.
Penggunaan teknologi informasi diharapkan menjadi salah satu solusi dalam menjawab tantangan di tengah pandemic Covid-19 sekarang ini. Sementara Pemerintah selalu mendukung upaya pemanfaatan teknologi dalam dunia kesehatan.
"Kementerian Kesehatan sangat mengapresiasi Langkah IAI dalam menyelenggarakan pertemuan ilmiah ini sebagai upaya memajukan dan mentransformasikan praktek kefarmasian. Kami berharap hal ini bisa menjadi momentum bagi apoteker untuk menginkatkan pelayanan Kesehatan, terutama upaya penanggungalan pandemic Covid-9 saat ini, termasuk pemanfaatan teknologi informasi dalam pelayanan kefarmasian," kata Wamenkes Dante Saksono Harbuwono, saat membuka Rakernas dan PIT Ikatan Apoteker Indonesia.
Wamenkes Dante menambahkan, apoteker sebagai salah satu tenaga kesehatan yang melayani masyarakat secara langsung, diharapkan dapat beradaptasi untuk mengimplementasikan teknologi komunikasi dan informasi secara komprehensif dan holistic.
Baca Juga: Mengenal Sejarah Vaksin, Asal Mula Hingga Manfaat dan Cara Kerjanya
“Selamat atas Rakernas dan PIT IAI 2021, semoga menjadi momentum untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, terutama dalam pandemi saat ini, dengan memanfaatkan teknologi digital pada pelayanan kefarmasian,’’ tutur Wamenkes Dante.
Rakernas dan PIT IAI 2021 digelar atas kerjasama Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia dan Pengurus Daerah IAI Kalimantan Timur. Diikuti oleh hampir 4.000 apoteker dari seluruh Indonesia, kali ini mengangkat tema “The Opportunities of Pharmacists Digital Services in Pandemic Recovery”.
Tema mengenai digitalisasi dan teknologi informasi untuk apoteker juga mendapat penilaian positif dari Ketua Ketua Umum PP IAI, Nurul Falah Eddy Pariang. Menurutnya, tema ini sangat kekinian, aktual dan up todate untuk dibahas.
“Agar apoteker tidak gagap dan gugup menghadapi teknologi digital di bidang kesehatan, utamanya dalam praktek kefarmasian di seluruh pharmaceutical sites mulai industry farmasi, distribusi farmasi dan pelayanan kefarmasian,” kata Nurul.
Saat ini teknologi informasi begitu digdaya berevolusi dan digitalisasi menjadi anak kandungnya, dunia kesehatan termasuk kefarmasian. Bahkan seluruh aspek kehidupan mengalami keadaan yang penuh gejolak (volatility), ketidakpastian (uncertainty), situasinya menjadi kompleks dan rumit (complexity) dan serba tidak jelas (ambiguity), yang kalau disingkat menjadi VUCA.
Baca Juga: Ketua IAI Tulungagung Minta Apoteker Terus Dukung JKN-KIS
"Kebayang kan, bahwa dunia kefarmasiaan juga tidak lepas dari VUCA. Sehingga kalau praktik kefarmasian yang kita lakukan masih secara konvensional, maka bukan tidak mungkin kalau di masa yang tidak terlalu lama ke depan menjadi usang," imbuh Nurul Falah.
Melalui Rakernas dan PIT Virutal 2021 ini, Ikatan Apoteker Indonesia untuk kesekian kalinya berupaya menganalisis, menambah pengetahuan, meningkatkan kompetensi digital agar profesi apoteker semakin digandrungi masyarakat dan berkontribusi besar, yaitu manfaatnya dirasakan oleh negara dan bangsa.
"Pendeknya, apoteker harus bersahabat akrab dengan wilayah digital," tutur Nurul.