Suara.com - Pandemi Covid-19 membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya, konsumsi produk suplemen kesehatan dan obat-obatan yang meningkat.
Kesadaran masyarakat berdampak terhadap naiknya kebutuhan suplemen dan obat-obatan. Hal ini yang membuat industri farmasi dan alat kesehatan perlu meningkatkan kapasitas produksi, demi memenuhi kebutuhan masyarakat.
Itulah yang mendasari alasan PT. Pyridam Farma Tbk (PYFA) mengakuisisi 100 persen saham PT. Holi Pharma. Selain meningkatkan kapasitas produksi, akuisisi ini juga diharapkan mampu menambah diversifikasi produk PYFA.
"Ekspansi ini akan menambah kapasitas produksi grup secara keseluruhan lebih dari tiga kali lipat dari kapasitas yang ada. Kami yakin melalui akuisisi ini akan memperkuat posisi kami di bidang industri farmasi Indonesia," tutur Direktur PT. Pyridam Farma Tbk (PYFA) Yenfrino Gunadi, dalam siaran pers yang diterima Suara.com.
Baca Juga: Jokowi: Tak Ada Toleransi Bagi Penghambat Pengembangan Industri Farmasi Dalam Negeri
Lebih lanjut Yenfrino menambahkan bahwa proses akuisisi ini merupakan langkah awal dari berbagai inisiatif yang sedang dikembangkan. Ke depannya PT Pyridam Farma. Tbk (PYFA) akan terus berinovasi dengan menjalin kerjasama strategis dengan berbagai industri untuk memajukan industri healthcare di Indonesia dan menghadirkan produk-produk yang menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia.
PT Pyridam Farma Tbk adalah perusahaan farmasi dengan bisnis utama berupa produksi dan/atau distribusi obat-obatan moderen dan tradisional serta distribusi alat kesehatan seperti alat laboratorium dan juga PCR test kits. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1976 dan sudah menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2001.
PT Pyridam Farma Tbk. memproduksi berbagai macam produk farmasi seperti Antibiotik, Vitamin, Suplemen, dan Perawatan Herbal Tradisional. Perusahaan ini memiliki lebih dari 200 produk dalam bentuk tablet, kaplet, kapsul, sirup krim, dan salep.
Selain itu, PT Pyridam Farma Tbk. juga memproduksi produk resep seperti penisilin dan non-penisilin antibiotik, dan obat penghilang rasa sakit, serta produk non-resep produk vitamin, pencegah flu dan batuk, dan antipiretik.
Baca Juga: Impor Vaksin RI Sepanjang Juli 2021 Tercatat 150 Juta Dolar AS, Terbanyak dari Tiongkok