Suara.com - Berkembangnya bisnis perusahaan rintisan (start up) tak lepas dari peran para talenta digital yang memiliki ide-ide segar dan inovatif, yang akan dibutuhkan masyarakat di masa depan.
Menurut laporan dari The Global Startup Ecosystem 2020, Jakarta dinobatkan sebagai ekosistem startup global terbaik kedua pada Top 100 Emerging Ecosystem setelah Mumbai, India.
Indikator yang digunakan dalam penilaian ini adalah performa startup, pendanaan, jangkauan pasar, dan talenta digital. Dari empat penilaian tersebut talenta digital memiliki nilai yang paling rendah.
Data ini menunjukan kebutuhan talenta digital di Indonesia akan semakin meningkat ke depannya, maka ada urgensi kolaborasi antar pemerintah, platform digital maupun akademisi dalam mengembangkan talenta digital dan mencapai target 9 juta talenta digital terampil pada 2030.
Baca Juga: Mau Mulai Startup? Ikuti Tips Ini supaya Sukses
Untuk menonjolkan potensi talenta digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) pun menghadirkan program khusus untuk melatih mereka melalui Digital Talent Scholarship (DTS) 2021.
"Talenta digital menjadi salah satu kunci dari transformasi digital. Program DTS merupakan salah satu program untuk mendukung instruksi Bapak Presiden Joko Widodo tentang transformasi digital nasional, di mana ditargetkan 9 juta talenta digital terampil pada tahun 2030," ungkap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Hary Budiarto, dalam siaran pers yang Suara.com terima.
Untuk memenuhi kebutuhan talenta digital yang meningkat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melalui Ditjen Dikti turut memperkenalkan kebijakan Kampus Merdeka, khususnya bagi generasi muda yang tertarik dengan dunia start up dan kewirausahaan.
Melalui dua program andalam tersebut, ditargetkan adanya implementasi kerja sama di mana kurikulum startup dan diklat online untuk dosen dan mahasiswa dapat terus berkembang.
"Melalui kolaborasi Akademi Talent Scouting Academy (TSA) dan DTS dengan Program Kampus Merdeka, Kemkominfo turut memfasilitasi mahasiswa yang memiliki minat dan bakat di bidang teknologi informasi dan komunikasi," kata Hary lagi.
Baca Juga: Sampah Luar Angkasa Rusia dan China Tidak Jadi Tabrakan
Upaya pemerintah ini juga didukung sektor swasta. Contohnya, sebagai dukungan untuk Kampus Merdeka, perusahaan teknologi Indonesia Tokopedia menghadirkan program magang bersertifikat untuk bidang Software Engineering, Marketing dan Business Development.
Tokopedia juga menyediakan wadah belajar bagi praktisi teknologi di Indonesia melalui Tokopedia Academy. Konferensi teknologi START Summit merupakan salah satu turunannya.
Selain itu, Tokopedia bersama Universitas Indonesia juga telah meluncurkan AI Center of Excellence, serta bekerja sama dengan Universitas Atma Jaya untuk membuat dan menyelenggarakan mata kuliah e-commerce.
Bukan cuma Tokopedia, perusahaan teknologi lain Indonesia, seperti Telkomsel, juga menggelar beragam program untuk mendukung terciptanya talenta digital di Indonesia.
Telkomsel juga membuka kesempatan magang untuk mendukung program Kampus Merdeka. Telkomsel pun bekerja sama dengan Telkom University mengadakan program beasiswa khusus bagi para talenta digital.