Suara.com - Sektor Pertanian di Indonesia saat ini masih kental sebagai ruang untuk rakyat kecil. Hampir sebagian dari jumlah masyarakat bekerja di sektor tersebut, mengingat Indonesia juga merupakan negeri agraris dengan lahan pertanian yang luas.
Tetapi, nasib petani, sebagian besar masih belum masuk di level sejahtera. Biaya yang tinggi dan manajemen penghasilan yang tak seberapa, membuat banyak petani kelimpungan.
Melihat para petani susah payah dan memaksimalkan potensi yang ada, Dompet Dhuafa mengalokasikan sebagian amanah donatur untuk menggarap potensi tersebut. Memproduktifkan dana zakat, Dompet Dhuafa yang telah berkolaborasi dengan 173 petani pemberdayaan di bawah komando koperasi Masjid Al Muhtadin (MAM) di Guwa Lor, Kaliwedi, Kabupaten Cirebon, melakukan panen perdana untuk 200 Hektare lahan, pada Minggu (11/4/2021).
Panen perdana padi pemberdayaan DD Farm tersebut hasil kolaborasi program Dompet Dhuafa melalui Social Trust Fund (STF) bersama Koperasi Masjid Al Muhtadin (MAM) di sentra padi Kaliwedi, desa Guwa Lor, Kaliwedi, Cirebon, Jawa Barat.
Baca Juga: Dompet Dhuafa Gelar Tarhib Ramadhan 1442 H dengan Sederet Kebaikan
Kolaborasi tersebut memaksimalkan lahan seluas 200 Hektare yang taksirannya akan menghasilkan 10,5 ton per hektare dan totalnya sekitar 2.100 ton gabah dalam masa tanam empat bulan. Melihat besarnya perkembangan pertanian di Indonesia, menjadi sebuah potensi yang harus dimaksimalkan oleh semua pihak.
Ketua DKM yang sekaligus ketua Koperasi Al Muthadin Syahrudin menyebut pihaknya mengapresiasi kolabirasi. Ia menyebut, jenis gabah yang dihasilkan dari gerakan ini merupakan gabah KEBO. Bibit gabah yang di pakai berukuran besar yang di produksi langsung oleh masyarakat setempat.
"Menggunakan sistem baru modal penyertaan untuk menggulirkan program tersebut. Jadi, Dompet Dhuafa memberikan modal untuk produksi, kami yang mengelola sampai panen lagi dan nantinya hasil panen tersebut 5 persennya disalurkan untuk berzakat yang juga akan memberdayakan sesam. Sehingga lebih meningkat lagi sisi ekonomi untuk masyarakat dapatkan," ucap Syahrudin, di sela tasyakuran panen.
STF Dompet Dhuafa bersama koperasi Masjid Al mutahdin memberdayakan 173 petani setempat untuk menggarap 200 Hektare sawah. Program panen menggabungkan sistem tradisional dan modern. Selain memberikan akses petani dalam pembiayaan, program zakat produktif juga berdampak menstabilkan harga hasil panen.
Tentunya, akan memangkas sistem ijon dan menguatkan kolaborasi antar penggerak dalam menyejahterahkan perekonomian petani.
Baca Juga: Korban Gempa Sulbar Kehilangan Pekerjaan, Dompet Dhuafa Lakukan Ini
"Kami bersyukur dari hasil panen ini sangat bermanfaat untuk masyarakat dalam menjalankan kewajiban dunia dan akhirat. Karena mereka dapat memenuhi perekonomian keluarga sekaligus menjalankan perintah agama untuk berzakat," ungkap Haji Matsudi, selaku Kuwu (Kepala Desa) Guwa lor.
Dompet Dhuafa melalui program STF menggulirkan modal usaha dalam memajukan dan memberdayakan masyarakat untuk menggarap lahan 1000 hektare untuk mendukung program ketahanan pangan.
Mengusung konsep perpaduan antara bisnis sosial dengan pengelolaan dana sosial. Direktur Pemberdayaan dan Pengembangan Ekonomi Dompet Dhuafa, Dhoni Marlan mengatakan langkah tersebut mampu memangkas tata niaga yang panjang dan merugikan.
"Ini merupakan Pilot project pertama Dompet Dhuafa dengan Koperasi Masjid Al Muhtadin (MAM). Di kolaborasi ini, kami bawa sistem baru untuk menumbuhkan kesejahteraan perekonomian berbasis pertanian," tandas Dhoni.