Stereotip Gender Tak Lagi Jadi Kendala dalam Sains dan Teknologi

Vania Rossa Suara.Com
Senin, 05 April 2021 | 07:45 WIB
Stereotip Gender Tak Lagi Jadi Kendala dalam Sains dan Teknologi
Perempuan dalam Sains dan Teknologi. (Dok. Sinarmas World Academy)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menurut laporan UNESCO dalam Cracking the Code: Pendidikan anak perempuan dan perempuan di STEM, sistem pendidikan dan sekolah memainkan peran utama dalam menentukan minat anak perempuan dalam STEM. Guru dan lingkungan belajar secara keseluruhan sangat penting dalam memastikan keterlibatan anak perempuan dengan STEM, dan bahwa guru STEM perempuan memiliki pengaruh positif pada kinerja dan keterlibatan siswi dalam studi dan karir STEM.

Sosok panutan wanita memiliki dampak yang luar biasa pada generasi muda, dan mungkin merupakan salah satu faktor motivasi terbesar, yang memungkinkan mereka untuk memvisualisasikan masa depan mereka di STEM.

Namun begitu, minat saja tidak cukup untuk melawan stereotip. Minat harus bisa dibangun menjadi sebuah semangat dan kecintaan, dan itu semua perlu dipupuk dan dipelihara di lingkungan yang tepat.

Contohnya Alisa, siswi SWA kelas 10, merupakan salah satu dari banyak siswi SWA yang menemukan passion mereka di bidang STEM. Minatnya terhadap STEM dimulai dari bermain Lego, yang lalu dengan dukungan positif dari keluarga dan sekolah, dia dipaparkan pada dunia teknologi, teknik, robotik dan pemrograman. Paparan dan pengalaman positif ini yang akhirnya tumbuh menjadi kecintaan Alisa pada STEM.

Mematahkan stereotip gender dalam STEM merupakan usaha kolektif masyarakat terutama sekolah. Sudah saatnya kita mendidik dan memberdayakan generasi penerus tanpa memandang gender. Bersama memberi kesempatan dan dukungan yang sama untuk menciptakan dunia di mana lebih banyak anak perempuan yang terinspirasi menjadi sosok berpengaruh di dunia STEM.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI