Program Digital Village & Library Bantu Anak-Anak Agar Bisa Ikuti PJJ

Vania Rossa Suara.Com
Jum'at, 02 April 2021 | 08:35 WIB
Program Digital Village & Library Bantu Anak-Anak Agar Bisa Ikuti PJJ
Program Digital Village & Library. (Dok. SOS Children's Villages)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kondisi di tengah pandemi menuntut kita untuk beradaptasi dengan keadaan. Salah satunya terkait pembelajaran daring atau PJJ untuk anak-anak di kala sekolah tatap muka masih ditutup.

Pandemi sebagai krisis kesehatan dapat berdampak menelantarkan banyak orang. Tantangan sosial-ekonomi timbul untuk tiap elemen masyarakat, termasuk anak-anak. Anak dan remaja adalah korban yang tidak terlihat, mengingat adanya dampak panjang terhadap kesehatan, kesejahteraan, perkembangan, dan masa depan. Dampak tidak langsung ini salah satunya dirasakan saat dunia menghentikan sementara proses pembelajaran secara tatap muka.

Menurut data UNESCO tahun 2020, ada 260 juta anak di dunia tidak bisa mengakses pendidikan karena keterbatasan dan 24 juta di antaranya terancam putus sekolah. Sedangkan, menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sebanyak 60 juta siswa tidak dapat belajar di sekolah.

Tentunya cara ini sudah dirasa tepat untuk menghindari adanya penyebaran virus di area sekolah. Namun, sayangnya tidak semua anak di negeri kita ini mempunyai sumber daya untuk mengakses pendidikan secara daring. Masih banyak anak yang memiliki keterbatasan, terutama anak-anak yang berisiko atau telah kehilangan pengasuhan orangtua.

Ini juga memunculkan kekhawatiran adanya peningkatan angka putus sekolah yang sudah mencapai 4,34 juta jiwa berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2019.

Dalam kondisi sulit ini, anak dan remaja yang telah atau berisiko kehilangan pengasuhan orangtua merasakan dampak yang signifikan, seperti minimnya akses kesehatan dan ketiadaan fasilitas pembelajaran jarak jauh. Anak dan remaja yang tidak mendapatkan pengasuhan orangtua cenderung terdampak lebih parah ketika terjadi bencana, termasuk pandemi Covid-19. Oleh karena itu, mereka membutuhkan perhatian lebih saat ini.

SOS Children’s Villages Indonesia sebagai organisasi nirlaba yang fokus pada pengasuhan alternatif dan penguatan keluarga rentan, memiliki tiga komitmen dasar yang diwujudkan bagi terpenuhinya pemenuhan hak anak-anak, yaitu Pengasuhan, Kesehatan, dan Pendidikan.

Selama 48 tahun SOS Children’s Villages memastikan anak-anak yang diasuh dan didampingi mendapatkan pendidikan yang mereka butuhkan, tak terkecuali di tengah kondisi pandemi ini. Totalnya ada 940 anak yang telah kehilangan pengasuhan diasuh di 8 lokasi SOS Children’s Villages di Indonesia.
Selain itu, SOS juga memiliki program penguatan keluarga bagi keluarga rentan di 10 lokasi Indonesia. Dari ribuan keluarga yang didampingi, SOS juga memastikan 6326 anak yang berisiko kehilangan pengasuhan mendapatkan pemenuhan atas hak-hak mereka.

Salah satu solusi untuk keterbatasan anak-anak yang tidak memiliki sumber daya untuk menempuh pendidikan daring adalah pengadaan infrastruktur yang mumpuni. Tidak hanya itu, masih banyak faedah yang bisa dirasakan anak-anak dengan mengakses internet dan dunia pembelajaran daring.

SOS Children’s Villages Indonesia sendiri sudah menyiapkan program Digital Village & Library untuk dapat mendukung anak-anak dalam proses pembelajaran jarak jauh, pengembangan diri, hingga persiapan remaja menuju kemandirian.

Baca Juga: Gara-gara Ini, Ribuan Siswa di Cimahi Terancam Tak Naik Kelas

Konsep Digital Village yaitu menyediakan perangkat komputer dan jaringan internet di setiap rumah keluarga atau dalam sebuah komunitas dengan tujuan sebagai media untuk mendukung pembelajaran dan pengembangan diri anak dan keluarga. Di SOS Children’s Village Flores, misalnya, pemasangan Digital Village dilakukan sejak Desember 2019.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI