Pandemi Covid-19 Telah Mengubah Industri Musik, Termasuk di Indonesia

Vania Rossa Suara.Com
Kamis, 01 April 2021 | 08:21 WIB
Pandemi Covid-19 Telah Mengubah Industri Musik, Termasuk di Indonesia
Ilustrasi mendengarkan musik. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Industri musik di mana pun, termasuk di Indonesia, sangat terdampak oleh pandemi Covid-19. Para pelaku industri musik melakukan adaptasi di era disrupsi dan pandemi, kolaborasi - baik di dalam industri musik sendiri maupun antar industri - dengan menggelar beragam aktivitas melalui platform digital.

Musisi atau artis tetap berkarya; mereka tetap berkreasi, baik sendiri maupun berkolaborasi dengan musisi lain, dan produser maupun promotor tetap merilis lagu dari artisnya.

Banyak acara musik seperti festival, pertunjukkan langsung, tur konser, dan pemberian penghargaan yang telah dibatalkan atau ditunda sejak tahun lalu. Hal ini berdampak tidak saja pada para artis, tetapi juga sejumlah besar orang yang bekerja untuk even-even tersebut.

Di Indonesia, pertunjukan musik akan banyak mengalami adaptasi untuk menyesuaikan dengan penerapan standar Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Baca Juga: Miris! Pandemi Sudah Setahun, Kebiasaan Cuci Tangan Indonesia Masih Rendah

Dan seiring dengan menurunnya angka kasus Covid-19 di Indonesia, dan program vaksinasi yang tengah berjalan dengan baik, pembicaraan dan wacana di seputar penyelenggaraan pertunjukan dan event langsung seraya menerapkan kepatuhan dan protokol kesehatan yang ketat sudah dimulai.

Resso, platform streaming musik sosial, meluncurkan inisiatif untuk diskusi berkala yang melibatkan pimpinan kunci di industri musik bertajuk Breakfast with Resso. Perbincangan yang bertajuk tentang “Lanskap Musik Indonesia Ke Depan: Akan Seperti Apa Wujudnya?” ini melibatkan beberapa tokoh dari berbagai bidang musik seperti Dewi Gontha, Mahavira Wisnu, dan Christian Bong. Mewakili bagian artis hadir Andien, Febrian Nindyo - HiVi! dan Gede Robi Navicula dari Bali. Pemerhati musik dan penulis Frans Sartono dan Dwi As Setianingsih juga berpartisipasi dalam diskusi. Dipimpin oleh Adib Hidayat sebagai moderator, diskusi berlangsung hidup dan dinamis.

Dalam sambutannya, Bapak Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyampaikan, "Kami mengapresiasi pandangan dan masukan dari para pelaku industri musik dengan latar belakang yang beragam, yang tentunya dapat dijadikan acuan dan referensi bagi pemerintah untuk menetapkan strategi dan langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan produktifitas para pelaku ekonomi kreatif. Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga mendukung dan menghargai usaha yang dilakukan oleh Resso Indonesia sebagai aplikasi social music streaming untuk memfasilitasi adanya diskusi-diskusi diantara para pemangku kepentingan industri musik melalui kegiatan Breakfast with Resso, dan berharap hasil dari kegiatan ini dapat membuahkan pemikiran-pemikiran dan solusi yang baru, inovatif dan bermanfaat. Masukan dan hasil diskusi dari pelaku industri sangat berharga untuk membantu pemerintah dalam proses perumusan kebijakan-kebijakan strategis yang secara komprehensif dapat membantu proses pemulihan industri musik di Indonesia paska pandemi."

Dan harus diakui, pandemi ini juga telah mempercepat transisi dan kebiasaan mendengar musik di platform digital. “Sebagai aplikasi streaming musik, Resso berharap dapat bekerja lebih dekat dan memainkan peran yang lebih kuat dalam mendukung dan berkontribusi bagi kemajuan dan pertumbuhan industri musik Indonesia,” jelas Christo Putra, Head of Music and Content, Resso Indonesia.

Baca Juga: Dinar Candy Ngeluh, Penghasilan Kecil Tapi Bentrok Sama Artis Lain

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI