Suara.com - Masih ingat langit biru Jakarta yang sempat ramai di media sosial? Saat itu banyak netizen menafsirkan pemandangan tersebut sebagai pertanda kualitas udara Ibu Kota sudah membaik atau sehat.
Nyatanya, laporan IQAir (Air Visual) tentang kualitas udara Jakarta sepanjang 2020 menunjukkan, usai penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi, konsentrasi PM 2.5 dan Nitrogen Dioksida (NO2) Jakarta terus meningkat.
Jakarta juga pernah berada di peringkat kelima untuk ibu kota di dunia dengan kualitas udara (PM 2.5) terburuk pada Februari 2020.
Jika kualitas udara tersebut terhirup setiap hari, bahkan saat berada dalam ruangan sekalipun, ibarat menabung, lama-lama konsentrat buruk tersebut masuk ke tubuh dan bisa berdampak pada kesehatan.
Padahal, upaya untuk hidup sehat dan memiliki imun kuat di tengah pandemi seperti saat ini tentu harus didukung dengan kualitas udara yang baik.
“Kampanye udara dalam ruang yang baik ini pula yang digaungkan oleh Coway sejak Januari lalu melalui Coway Clean Air Truck. Berkeliling Jabodetabek hingga Mei mendatang, Coway Clean Air Truck ini memperlihatkan proses pemurnian udara berpolusi dalam ruangan dengan Coway Air Purifier. Semua hanya dalam hitungan menit,” jelas President Director Coway International Indonesia, Andy Kim dalam keterangannya, Selasa (23/3/2021).
Masyarakat yang mulai peduli kualitas udara bersih perlu memiliki Coway Air Purifier di rumah.
Coway Air Purifier mengoptimalkan sirkulasi udara, memastikan kita bernapas pada udara bersih dengan menyaring debu halus, bau tidak sedap, asap, bakteri dan virus.
Kedua tipe Coway Air Purifier juga juga dibekali sistem filtrasi HEPA yang mampu menangkap 0,01 mikrometer partikel super mikro di udara.
Baca Juga: Selama Pembatasan Pandemi, Kualitas Udara Meningkat 84 Persen
Untuk ruangan yang cukup besar, seperti ruang tamu dan kamar utama, tipe STORM (AP-1516D) adalah pilihan tepat.