Pengolahan Sampah Terpadu Diharap Dapat Kurangi Permasalahan Sampah

Vania Rossa Suara.Com
Rabu, 24 Februari 2021 | 15:05 WIB
Pengolahan Sampah Terpadu Diharap Dapat Kurangi Permasalahan Sampah
Pupuk Kaltim Kembangkan Program TPST
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sampah masih menjadi permasalah lingkungan yang ada di sekitar masyarakat. Banyaknya sampah yang menumpuk memberikan dampak negatif, salah satunya banjir. Oleh karena itu, sampah menjadi persoalan yang dianggap serius oleh masyarakan dan pemerintah.

Permasalahan sampah ini juga dikhawatirkan oleh Pupuk Kaltim, yaitu perusahaan yang bergerak dalam memproduksi pupuk urea. Dalam memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2021, perusahaan pupuk ini membuat program Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Program ini dibuat dengan tujuan memilah dan mengurangi volume sampah yang disalurkan ke TPA Bontang.

TPST ini juga merupakan pengembangan bank sampah yang bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bontang. Program ini sebenarnya telah berjalan sejak 2018, dan akan dilaksanakan hingga 2022 mendatang. VP CSR Pupuk Kaltim, Anggono Wijaya, mengatakan, program ini diharapkan menjadi tempat pengolahan sampah serta edukasi, terutama untuk masyarakat Bontang.

“Program ini memiliki tujuan utama sebagai tempat pengolahan sampah terpadu dan mampu menjadi wadah edukasi pengolahan sampah bagi masyarakat Bontang,” ujar VP CSR Pupuk Kaltim Anggono Wijaya.

Baca Juga: Gaya Hidup Zero Waste, Pentingnya Generasi Milenial Peduli Sampah

Terdapat lima kelurahan dan satu kecamatan di Bontang yang difokuskan untuk pengembangan program TPST, antara lain Kelurahan Tanjung Laut, Tanjung Laut Indah, Gunung Elai, Api-api, Bontang Kuala dan Kecamatan Bontang Utara. Untuk sampah yang diolah dalam program ini yaitu sampah organik yang rencananya akan dibuak kompos, dan anorganik yang akan didaur ulang.

Di sisi lain, program ini juga dibuat dengan melakukan budidaya Black Soldier Fly (BSF) atau lalat yang mampu mengurai sampah organik menjadi kompos. Setelah berjalan hingga akhir 2020, pengembangan BSF ini telah mengolah sebanyak 974.538 kilogram sampah sisa makanan dan menyalurkan 16,69 kilogram larva maggot.

Program ini diharapkan mampu mengurangi permasalahan sampah dan menjadi solusi untuk mencegah banyaknya penumpukan yang terjadi. Menurut Anggono, program ini juga sesuai dengan keinginan pemerintah yang menargetkan penurunan sampah di tahun-tahun mendatang. Oleh karena itu, dengan membuat program TPST, diharap mampu mengubah masyarakat dalam menangani masalah sampah yang ada di sekitanya.

“Apalagi Pemerintah secara nasional menargetkan adanya penurunan sampah hingga 30% pada 2025, maka perlu merubah mindset terhadap pengelolaan sampah, karena peran masyarakat sangat dibutuhkan dalam mendukung hal tersebut,” pungkas Anggono. (Fajar Ramadhan)

Baca Juga: Hari Peduli Sampah Nasional, Dubes RI London Ajak Masyarakat Bijak Memilah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI