Suara.com - Dunia terus berkembang dan menuntut semua orang untuk terus beradaptasi di bidang masing-masing. Begitu pula dalam hal memimpin sebuah perusahaan.
Saat ini, diperlukan pemimpin yang cakap untuk mengatasi permasalahan antangan dan dinamika bisnis di era disrupsi digital, VUCA (volatile, uncertainity, complexity & ambiguity) serta menyongsong pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19.
Untuk itu, kolam talenta (talent pool) biasanya akan dikreasikan oleh divisi Sumber Daya Manusia (SDM) demi mencetak pemimpin perusahaan yang berkualitas dan diandalkan.
Hal itu juga yang disampaikan oleh Koeshartanto, Direktur SDM PT Pertamina (Persero). Kata Koeshartanto, perusahaan BUMN seperti Pertamina menghadapi tiga tantangan dalam mengembangkan SDM, yaitu gap generasi, gap kemampuan, dan gap kapasitas.
Baca Juga: PA 212 dan Mudzakarah Janji Kawal Aturan Selama Anies-Riza Isolasi Covid-19
"Untuk mengatasinya, Pertamina membuat model pengembangan kepemimpinan yang berbentuk piramida. Pada landasan terbawah, dibuat program TDA/Trailblazer. Lalu, di lapisan tengahnya ada program Catalyzer. Dan, di pucuknya digelar program Prime,” tutur Koeshartanto saat mengikuti program Indonesia Best Companies in Creating Leaders from Within (IBC CLfW) 2020 yang diselenggarakan SWA Media Group bersama PT NBO Indonesia di Jakarta, Senin (7/12/2020).
Kepercayaan, kata dia, juga diberikan kepada pemimpin yang muda maupun yang senior. Mereka diberikan kepercayaan mengelola bisnis jutaan dolar, di dalam negeri maupun di luar negeri.
Sementara itu, Afriwandi -- Direktur Human Capital Management PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, mengungkapkan, Telkom dalam perencanaan SDM (workforce planning) selalu merekrut anak-anak muda untuk menyesuaikan dengan kebutuhan kapabilitas baru.
"Anak-anak muda ini merupakan modal Telkom untuk mencetak digital talent. Sekitar 58 persen atau 14.500 dari jumlah pegawai Telkom, 25 ribu orang itu adalah pegawai berusia muda yang melek digital," jelasnya.
Untuk menempa talenta muda ini, Telkom menginisiasi program pengembangan SDM yang terangkum dalam tiga pilar, yaitu Digital Culture and Transformation (Culture), Digital Talent (People), dan Digital Ready Organization (Organization).
Baca Juga: Satgas Covid Minta Rizieq Beri Contoh, Umumkan Sendiri Hasil Swab Testnya
Afriwandi menambahkan, Telkom juga mendidik pegawainya berdasarkan nilai-nilai BUMN yang bertajuk AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif).
Tak jauh berbeda, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga melakukan hal serupa. Karyawan dilatih merancang serta mengeksekusi proyek/program pengembangan bisnis. Steven A. Yudhianto, SVP Human Capital Strategy & Talent Management Bank Mandiri, menjelaskan bahwa mereka telah melakukan pengembangan program yang dilaksanakan bertahap dan berjenjang.
Seperti General Development Program/Officer Development Program (ODP) Bank Mandiri, di mana perusahaan akan menempa ketrampilan calon pemimpin perusahaan. Kandidat yang potensial diproyeksikan menduduki jabatan direksi.
"Saat ini, susunan jajaran dewan direksi Bank Mandiri saat ini 91persen berasal dari rekrutmen internal dan dipromosikan dari dalam perusahaan. Dari komposisi itu, sebanyak 8 dari 12 direksi Bank Mandiri telah mengikuti program ODP," tutur Steven.
Dalam program IBC CLfW 2020, juri pun bersepakat menetapkan 18 perusahaan dari 26 finalis sebagai pemenang. Adapun kriteria penilaian meliputi; Vision Mission and Framework; Leadership Development Program; Program Implementation and Execution; Leaders Born from Within; dan Business Impact.
Yang menarik, jawara di jajaran lima besar berasal dari BUMN, yaitu Telkom, Bank Mandiri, Pertamina,PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Sucofindo (Persero). Sementara, 13 perusahaan dari 18 pemenang juga merupakan perusahaan pelat merah.