Suara.com - Sejak 2018, PT Djarum bersama Lokadata.id telah konsisten melakukan program pengembangan kapasitas pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Program ini dilakukan antara lain dengan melakukan sejumlah pelatihan peningkatan kapasitas pengurus desa dan kapabilitas pengelolaan BUMDes yang bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Kudus.
Public Affairs Senior Manager PT Djarum Purwono Nugroho mengatakan program pengembangan kapasitas pengelolaan BUMDes harus disesuaikan dengan kondisi pandemi agar BUMDes siap bangkit kembali tahun depan.
"Pandemi Covid-19 telah membawa dampak signifikan kepada perekonomian nasional. Namun diharapkan BUMDes ini bisa menjadi penggerak mulainya kembali roda perekonomian yang berawal dari desa," ujar Purwono Nugroho, seperti dalam rilis yang diterima Suara.com.
Baca Juga: Wisata Jati Sewu Cibungbang Dikelola Badan Usaha Milik Desa
Program pengembangan kapasitas pengelolaan BUMDes dilakukan PT Djarum dan Lokadata.id diawali dengan melakukan riset dan pemetaan secara mendalam yang didukung sistem pengawasan capaian SDGs secara sistematis dan terintegrasi. Sistem ini menggunakan wadah bernama Dashboard Lokadata yang memuat data-data temuan capaian SDGs dari level provinsi, kabupaten/kota, hingga ke desa.
Hasil riset dan pemetaan ini kemudian menjadi panduan dalam pelaksanaan program pengembangan kapasitas pengelolaan BUMDes di Kudus. Dalam data roadmap yang tercatat di sistem Lokadata.id pada 2020 tercatat 33 BUMDes di Kudus dengan rincian 21 BUMDes yang tidak aktif, 10 BUMDes aktif dengan kategori mendasar, dan dua BUMDes aktif dengan kategori bagus.
Implementasi program dilakukan dengan menggelar sejumlah pelatihan sejak pertengahan tahun 2019 yang melibatkan sedikitnya 50 desa di Kudus, baik yang telah memiliki BUMDes maupun yang baru akan mendirikan.
Pelatihan ini dilakukan dalam berbagai format mulai dari seminar untuk memberikan pemahaman regulasi dan kelembagaan BUMDes hingga diskusi kelompok dan praktik dengan materi analisis kelayakan usaha, perencanaan bisnis dan manajemen, hingga sharing kisah sukses.
Secara berkelanjutan pelatihan diperdalam dengan menu intervensi terhadap empat BUMDes yang telah eksis dan memiliki potensi besar. Keempat BUMDes tersebut memiliki diferensiasi unit usaha dengan keunggulannya masing-masing, yaitu Desa Rahtawu dengan BUMDes unit usaha wisata dan unit produk kopi, Desa Garung Lor dengan BUMDes unit usaha pengelolaan sampah, Desa Glagah Kulon dengan BUMDes unit produk madu, dan Desa Megawon dengan BUMDes unit produk sangkar burung.
Baca Juga: Dari 6080 BUMDes di Seluruh Jatim Cuma 456 Saja Dikategorikan Maju
Selain itu PT Djarum juga menggandeng platform e-commerce Blibli.com dalam melakukan pendampingan teknis ke sejumlah pengelola BUMDes terkait pemasaran secara daring.
Salah satu BUMDes yang berkembang pesat adalah BUMDes unit produk madu di Desa Glagah Kulon. Produk madu dengan merek Madu Muria ini telah memiliki standar kualitas dan strategi pemasaran yang baik.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengapresiasi upaya PT Djarum sebagai pihak swasta yang melakukan program pengembangan kapasitas pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Peningkatan kapasitas pengelolaan BUMDes akan membantu menyejahterakan masyarakat pedesaan sekaligus mendukung tujuan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan pemerintah.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak swasta yang telah membantu BUMDes. Kehadiran BUMDes memang memberikan ruang yang luas bagi masyarakat dan juga sektor swasta untuk berpartisipasi dalam mengembangkan serta menggerakkan perekonomian desa," kata Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar dalam Webinar Desa Seri Ketiga dengan tema "Menggali Potensi Permodalan BUMDes", baru-baru ini.