Suara.com - Selain berjibaku menghadpi pandemi Covid-19, masyarakat juga dihadapkan dengan infodemi. Istilah itu merujuk pada maraknya informasi, yang bisa saja keliru, tentang pandemi.
Kondisi itu tentu akan menyulitkan perjuangan menghentikan pandemi Covid-19. Oleh sebab itu, media yang bebas dan bertanggung jawab punya peran penting dalam upaya melawan Covid-19.
Dalam siaran pers yang diterima Suara.com, Kamis, (19/11/2020) dari Kedutaan Besar Inggirs, media disebut berperan sebagai “pengawas” dari jalannya sebuah pemerintahan.
Dalam hal ini media punya peran menganalisa, mengevaluasi, dan menginformasikan kepada publik tentang tugas, tantangan dan langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk mengatasi pandemi.
Baca Juga: Divonis 3 Bulan, Eks Pemred Banjarhits: Preseden Buruk Bagi Kebebasan Pers
Untuk memainkan peran ini, media harus diberikan kebebasan agar masyarakat percaya terhadap pemberitaan sebuah media.
Kemudian, media mengemban sebuah tanggung jawab publik yang tinggi terhadap kesehatan masyarakat. Artinya media bertugas memberikan pesan dan mendukung praktik kesehatan publik yang akan menyelamatkan nyawa.
Sementara yang ketiga, ketika pada akhirnya vaksin Covid-19 siap didistribusikan guna menyelamatkan nyawa manusia, media harus berusaha dan waspada terhadap informasi yang salah, agar terhindar dari clickbait yang menyesatkan hingga dengan sengaja menyebarkan 'berita palsu'.
“Media yang bebas, mandiri dan bertanggung jawab adalah senjata ampuh dalam memerangi Covid-19," ujar Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins
Owen mengatakan, kebasan media adalah sumber kehidupan demokrasi dan melindungi hak asasi manusia. Selama pandemi ini, kebebasan media adalah pondasi penting untuk keberhasilan kampanye kesehatan dan keselamatan publik.
Baca Juga: Doxing, Ancaman Kebebasan Pers Era Digital
"Terlepas dari adanya pandemi Covid-19 saat ini, kampanye pemerintah Inggris untuk kebebasan media terus dilanjutkan
Inggris tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan Indonesia untuk mempertahankan kebebasan media dan meningkatkan keselamatan jurnalis.
"Kami berharap dapat segera meluncurkan serangkaian kegiatan Webinar yang akan membahas topik-topik utama seperti, bagaimana media mendukung langkah-langkah kesehatan masyarakat dan peluncuran vaksin, serta bagaimana media bisa memastikan pihak berwenang untuk selalu meningkatkan kualitas kerja dan tanggungjawab mereka untuk melindungi masyarakat dari virus Covid-19”.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengambil bagian dalam acara tersebut dan mengumumkan pemenang Penghargaan Kebebasan Media bersama Inggris-Kanada yang pertama diberikan kepada Asosiasi Jurnalis Belarusia. Asosiasi Jurnalis Belarusia (BAJ) telah bekerja selama 25 tahun, dan merupakan satu-satunya serikat jurnalis independen di negara tersebut.
“Sangat penting bagi jurnalis untuk dapat melaporkan dan menjelaskan apa yang sedang terjadi, di mana pun mereka bekerja di dunia, tanpa merasa takut akan adanya pembalasan, sensor atau hukuman. Saya memberikan penghormatan kepada Asosiasi Jurnalis Belarusia atas dedikasinya dalam melaporkan hak asasi manusia dan penipuan yang terjadi saat pemilu ditengah kekerasan, ancaman dan intimidasi. Peran dan kerja mereka yang difokuskan membela kebebasan media akan selalu penting," kata Dominic Raab.