Suara.com - Permasalahan sampah sungai memiliki dampak luas. Tak cuma kepada lingkungan, namun juga kesehatan orang-orang di sekitarnya.
Untuk itu, Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) menjadi inisiator program pengolahan sampah Sungai menjadi energi dalam bentuk briket atau pelet yang disebut Tempat Olahan Sampah Sungai Gerakan Ciliwung Bersih (TOSS-GCB).
Briket tersebut bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar sehari-hari sebagai pengganti minyak tanah dan gas LPG, baik untuk keperluan warung hingga industri yang menggunakan boiler seperti pabrik tekstil, pupuk, dan pembangkit listrik.
Secara khusus, program ini dirancang untuk mengolah sampah sungai menjadi listrik dan diperuntukkan bagi masyarakat di sepanjang aliran Sungai Ciliwung dengan produk akhirnya adalah syntetic gas (syngas) yang mampu menjadi substitusi bahan bakar untuk genset. Listrik yang dihasilkan dari unit instalasi TOSS-GCB ini akan digunakan mengoperasikan mesin pompa dan penjernihan air sungai sehingga laik untuk kebutuhan mandi, cuci, dan kakus.
Baca Juga: Viral, Warganet Temukan Sampah Orang Indonesia di Jalanan Jepang
Berdasarakan siaran pers yang diterima Suara.com, sasaran utama dari program ini adalah upaya meningkatkan kualitas air sungai dan mengembalikan fungsi sungai sebagai bahan baku air bersih. Hal ini dapat diwujudkan dengan mereplikasi unit TOSS-GCB agar di setiap lokasi Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) sehingga memiliki fasilitas MCK sekaligus mengolah dan memanfaatkan sampah di sekitarnya menjadi energi listrik untuk mengoperasikan instalasi TOSS GCB tersebut.
TOSS-GCB adalah suatu program kolaboratif antara GCB dengan Pemerintah pusat melalui kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Pemerintah provinsi DKI Jakarta; Badan Usaha Milik Negara melalui anak usaha PT PLN (Persero) yaitu PT Indonesia Power; Badan Usaha Milik Daerah melalui PDAM DKI Jakarta; perusahaan swasta yaitu PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood); serta startup company di bidang supply-value chain energi baru dan terbarukan bernama comestoarra.com.
Menurut Ketua GCB, Peni Susanti, tujuan didirikan GCB adalah untuk menggalang kepedulian masyarakat dalam menjaga kebersihan serta kelestarian aliran Sungai Ciliwung. Organisasi nirlaba yang didirikan pada 1989 ini juga diharapkan mampu menjadi sarana edukasi dan wisata (edu-wisata) bagi masyarakat luas khususnya yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung.
Peni menambahkan bahwa Sungai Ciliwung telah lama dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum. Sayangnya, Sungai Ciliwung yang diharapkan mampu menjadi salah satu simbol dan etalase kota Jakarta telah tercemar oleh sampah, baik plastik, domestik rumah tangga, dan juga biomassa. Melalui program TOSS-GCB, Peni berharap agar seluruh stakeholders di sepanjang aliran Sungai Ciliwung mengembalikan fungsi Sungai Ciliwung sebagai sumber air bersih.
Dengan berkurangnya sampah yang masuk Sungai, maka pemulihan air sungai sebagai bahan baku air bersih akan menjadi lebih cepat. Bahkan, masyarakat sepanjang Sungai juga akan mendapat manfaat dari air bersih yang berasal dari Sungai yang telah dijernihkan menggunakan energi yang berasal dari sampah sungai itu sendiri.
Baca Juga: Pelanggar CFD di Jalan Pemuda Rawamangun Kena Sanksi Pungut Sampah
Sebagai perusahaan swasta yang turut mengembangkan Program TOSS-GCB, Head of Corporate Communications Division PT Indofood Sukses Makmur Tbk Stefanus Indrayana mengatakan peran aktif Indofood terhadap pelestarian lingkungan terangkum dalam program Corporate Social Responsibility, Protecting The Environment.
Indofood mendukung berbagai upaya yang dilakukan dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan, khususnya upaya pengelolaan sampah, terlebih jika upaya dilakukan dengan mengusung pendekatan ESR atau Extended Stakeholder Responsibility. Pendekatan ini memungkinkan semua pihak bergotong royong sesuai kapasitas dan kompetensinya masing-masing sehingga menghasilkan dampak yang lebih signifikan.
TOSS-GCB ini adalah salah satu inisiatif untuk menjaga kebersihan dan kelestarian Sungai Ciliwung yang memiliki fungsi penting bagi Jakarta. Diharapkan dengan semakin banyaknya TOSS di sepanjang Sungai Ciliwung, masyarakat dapat lebih teredukasi untuk menjaga kebersihan sungai. Jika ada sampah yang terkumpul, dapat diolah menjadi hal-hal yang memberikan nilai tambah kepada masyarakat.
TOSS-GCB yang merupakan karya anak bangsa ini juga memiliki nilai luhur bagi masyarakat, komunitas, Pemerintah, dan perusahaan dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan karena selain dapat mengurangi penggunaan energi fosil, TOSS juga bisa menjadi alternatif solusi permasalahan sampah yang kritis karena terbatasnya kapasitas TPA.