Komunitas TDA Ajak UMKM Bangkit di Tengah Pandemi Virus Corona

Ferry Noviandi Suara.Com
Kamis, 30 April 2020 | 01:40 WIB
Komunitas TDA Ajak UMKM Bangkit di Tengah Pandemi Virus Corona
Presiden TDA, Donny Kris Puriyono [dokumentasi pribadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para pengusaha kecil (UMKM) sangat terpukul dengan pandemi virus corona. Sebagian besar pelaku UMKM telah menutup bisnisnya dan melakukan PHK karyawan dengan unpaid leave.

Kondisi ini tentu menjadi perhatian besar bagi komunitas Tangan di Atas (TDA) yang memiliki anggota lebih dari 50.0000 UMKM. Sejak Indonesia diserah virus corona, TDA pun telah mengambil tiga langkah strategisnya.

Di antaranya, melakukan sosialisasi dampak corona dan pembelajaran bisnis agar member lebih siap yang dilakukan mulai minggu ketiga Maret setiap hari Senin, Rabu dan Jumat pukul 19.30 di Instagram Live @officialtda.

Komunitas Tangan di Atas (TDA). [dokumentasi pribadi]
Komunitas Tangan di Atas (TDA). [dokumentasi pribadi]

Langkah kedua, menggalakkan program #BeliTDA, memprioritaskan member transaksi antar member sesama UMKM. Data member TDA bisa diakses di belitda.com. Dan langkah ketiga, menggalang dana melalui program TDA Peduli untuk pengadaan hand sanitizer dan APD senilai Rp 1,5 miliar di tahap pertama bulan Maret 2020.

Baca Juga: Kisah Haru Kakek 72 Tahun di Sragen Berhasil Sembuh dari Virus Corona

"Kami (TDA) mengumpukan semua member di bidang konveksi untuk memproduksi APD yang dibutuhkan tenaga medis di lapangan. Dana pembeliannya digalang melalui TDA Peduli. Sehingga program ini dapat menyelamatkan dua hal: UMKM konveksi bisa terus jalan dan tidak memPHK karyawannya, seklaigus produksi APD sesuai standar medis dapat membantu rumah sakit yang kekurangan APD terutama di bulan maret kemarin," ujar Presiden TDA, Donny Kris Puriyono, baru-baru ini.

Menurut Donny Kris Puriyono, virus corona menyimpan peluang besar Indonesia untuk berdikari. China sebagai produsen yang barangnya membanjiri Indonesia pasti akan lama start enginenya. Paling tidak, minimal sampai Desember 2020 China yang baru panaskan mesin industrinya akan fokus pada market dalam negeri, sehingga ada kekosongan barang-barang yang biasa diimport dari China di Indonesia

"Kekosongan supply inilah yang seharusnya bisa dimanfaatkan perusahaan-perusahaan lokal Indonesia dan ada waktu minimal enam bulan untuk memperkuat bisnis di bidang yang disupply produk-produk China tadi. Perlu kerjasama antar pihak baik UMKM dan pemerintah untuk serius dalam program ini," jelas Donny.

"TDA mengajak semua komunitas UMKM yang ada di Indonesia bersatu dan saling bersinergi dalam program ini sesuai tagline TDA : Kolaboraksi Untuk Negeri," tutur Donny.

Baca Juga: Ombudsman Buka Posko Pengaduan Online Warga Terdampak Virus Corona

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI