Suara.com - Berbarengan dengan peluncuran fitur baru, platform media sosial Kwikku mengadakan kompetisi menulis novel dan webtoon bagi para generasi muda dengan mengusung tema #berkaryadirumah aja.
Tak tanggung-tanggung, total hadiah yang disediakan dalam kompetisi ini sebesar Rp 500 juta dan terbuka untuk umum. Kompetisi ini diharapkan dapat mematik semangat genarasi muda.
"Ini menarik karena orang yang suka menulis sudah bahagia kalau dia bisa menulis. Sudah disediakan event, tempatnya, otomatis jadi tambah bahagia lagi kan. Dengan event ini semangatnya terpacu lagi dengan hadiahnya. Terlepas hadiahnya, bisa ikut serta dalam lomba mereka pasti senang," kata Faradita penulis best seller selaku juri saat konferensi pers virtual, Kamis (23/4/2020).
Sebagai juri, Faradita akan melihat tulisan yang dapat membuat pembacanya masuk ke dalam imajinasi tulisan itu sendiri.
"Aku enggak perlu cerita yang harus anti mainstream cukup dari pembawaannya dan konflik yang dibawakan bisa nyampain ke dalam hati kita. Maksudnya saat kita baca ceritanya kita lupa sama hal lain, kita hanyut dalam ceritanya," ungkapnya.
Berbeda dengan penulis Mariposa, Luluk Hf lebih melihat kepada karakter si penulis. Menurutnya setiap penulis mempunyai karakter berbeda-beda yang membuat cerita itu menjadi spesial.
"Dari awal waktu ditawarin jadi juri aku langsung kepikiran ke karakter. Setiap penulis pasti punya karakter, gaya sendiri dalam menulis. Yang saya cari karakter tulisannya ketika kita baca prolog awal langsung kebawa ke tulisannya," tutur Lulul Hf.
Kompetisi menulis ini akan dibuka pada 24 April hingga 23 Juli 2020. Nantinya pemenang akan diumumkan bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2020.
Ada pula fitur terbaru Kwikku yakni, media sosial, novel, webtoon dan know (Kwikku Now). Kwikku merupakan sebuah platform media sosial yang diinisiasi pada 26 September 2013 oleh para mahasiswa di Malang.
Awalnya, Kwikku dirancang oleh Hamdi Musaad dan tim, untuk bisa menciptakan sebuah aplikasi digital yang bisa bersaing dan dibanggakan anak negeri. Dan sejak 2019, aplikasi ini kemudian dikembangkan untuk memfasilitasi kebutuhan literasi para generasi milenial dan Gen-Z.