Pandemi Covid-19 Tak Kunjung Usai, Usaha Mikro Makin Terancam

Risna Halidi Suara.Com
Kamis, 16 April 2020 | 22:30 WIB
Pandemi Covid-19 Tak Kunjung Usai, Usaha Mikro Makin Terancam
Usaha mikro (Dok. Amar bank)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Covid-19 Tak Kunjung Usai, Usaha Mikro Makin Terancam 

Pandemi virus corona Covid-19 yang tengah terjadi di seluruh dunia saat ini hulan hanya berdampak kepada sektor kesehatan tetapi juga ekonomi.

Sebagian besar bisnis sudah mulai terdampak, baik perusahaan besar maupun bisnis mikro. Hal ini dapat membuat beberapa bisnis besar maupun menengah mengalami perlambatan tingkat pertumbuhan atau bahkan tidak ada pertumbuhan sama sekali.

Lebih lanjut, dampaknya akan jauh lebih dalam bagi usaha mikro karena kurangnya cadangan kas.

Baca Juga: 34 Mahasiswa Sekolah Teologi Bethel Petamburan Jakarta Positif Corona

Amar Bank dengan produk unggulan Tunaiku, berkomitmen untuk membantu usaha mikro agar dapat bertahan melewati bulan-bulan yang yang sulit pada kuartal kedua ini. "Kami siap untuk membantu meringankan beban pengusaha mikro dan tidak akan membiarkan usaha mikro turun," ujar Presiden Direktur Bank Amar, Vishal Tulsian lewat siaran pers yang diterima Suara.com.

Vishal memprediksi kinerja perekonomian akan membaik di kuartal ketiga, "Kami optimis untuk menggenjot kinerja di kuartal ketiga. Untuk saat ini Amar Bank memiliki rasio kecukupan modal (CAR) yang kuat yakni lebih dari 45%, sehingga kami dapat menyerap setiap risiko yang potensial akibat dampak dari Covid-19."

Di sisi lain untuk meminimalkan risiko dampak virus corona, Bank Indonesia memutuskan mempertahankan suku bunga acuan pada level 4,5%.

Menanggapi hal tersebut, Vishal menilai bahwa penurunan suku bunga lebih lanjut tidak diperlukan saat ini. "Saat ini yang dibutuhkan adalah restrukturisasi pinjaman usaha mikro dan yang saya amati semua bank sudah mengambil langkah tersebut. Amar Bank sendiri berkomitmen untuk mendukung penuh ekosistem bisnis, kami optimis akan ada banyak peluang pasca situasi krisis kesehatan ini, yang terpenting adalah sinergi semua pihak untuk saling meringankan beban di kuartal kedua ini untuk nanti bersama-sama kembali mengejar pertumbuhan di kuartal ketiga," tutupnya.

Sebelumnya LPS menyatakan secara umum kondisi perbankan masih stabil yang ditunjukkan oleh beberapa indikator industri perbankan per Februari 2020 diantaranya tingkat permodalan mencapai 22,27%, kondisi likuiditas yang relatif cukup dengan LDR mencapai 91,76%.

Baca Juga: Aris Idol Bebas Berkat Asimilasi Corona

Sementara ROA terpantau di level 2,46%. Selain itu, simpanan juga masih menunjukkan pertumbuhan year on year positif yakni sebesar 7,77%, bahkan data harian di akhir Maret 2020 memperlihatkan peningkatan pertumbuhan menjadi 9,79% secara year on year.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI