Suara.com - Pemerintah Kabupaten Pasuruan di Jawa Timur memperkuat komitmennya untuk mengurangi pencemaran sampah plastik lautan dengan mengalokasikan dua hektar lahan untuk pembangunan fasilitas TPST3R (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Reuse-Reduce-Recycle) atau Project Stop.
Fasilitas ini akan mengelola pengumpulan dan pemilihan sampah serta proses daur ulang di kecamatan Lekok dan Nguling untuk pertama kalinya.
Saat ini, hanya 9 persen penduduk di Pasuruan yang memiliki akses terhadap layanan pengelolaan sampah, dan hanya 1 persen dari jumlah sampah tersebut yang mampu dikelola secara bijak. Penduduk lain tidak memiliki pilihan selain membuang sampah di lingkungan sekitar mereka termasuk ke area laut.
Diluncurkan pada 2017, Project Stop merupakan sebuah inisiatif dari Borealis dan SYSTEMIQ yang merancang, mengimplementasikan, dan mengembangkan solusi ekonomi sirkular untuk mencegah polusi plastik di Asia Tenggara.
Baca Juga: Virus Corona, Kejuaraan Vietnam International Challenge Diundur ke Juni
Bekerja sama dengan berbagai perusahaan, pemerintah setempat, serta kelompok masyarakat, Project Stop mendukung kota-kota mitra dengan bantuan teknis guna mencapai target tidak adanya kebocoran sampah di lingkungan, memperbaiki sistem ekonomi sirkular, menciptakan lapangan kerja baru di bidang pengelolaan sampah, dan mengurangi dampak negatif dari sampah yang tidak dikelola dengan baik terhadap kesehatan masyarakat, pariwisata, dan perikanan.
Tujuan jangka panjang Project Stop adalah menciptakan solusi-solusi dan model-model baru yang dapat diadopsi dengan cepat di seluruh mata rantai plastik, mulai dari penggunaan plastik hingga pengumpulan dan daur ulang sampah di daerah yang memerlukan perbaikan di manajemen sampah plastik. Project Stop juga telah berkontribusi dalam menyelesaikan masalah plastik di Muncar, Jawa Timur dan di Jembrana, Bali.
Borealis dan SYSTEMIQ, bersama dengan Nestlé dan mitra lainnya serta dukungan positif dari Pemerintah Kabupaten Pasuruan meluncurkan kemitraan kota tahun lalu.
"Kami sangat senang dan termotivasi untuk bekerja sama dengan Nestlé dan Project Stop dalam mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang holistik. Hal ini merupakan salah satu upaya pengembangan yang penting dalam membantu Indonesia mencapai target pengurangan sampah di lautan hingga 70% pada 2025," ujar Bupati Pasuruan Bapak H. M. Irsyad Yusuf.
CEO Borealis Alfred Stern mengatakan, perluasan kerja sama Project Stop ke lebih banyak kota merupakan langkah penting untuk memperbaiki sirkularitas plastik, khususnya di daerah yang memiliki tingkat kebocoran sampah yang tinggi.
Baca Juga: 7 Orang Meninggal karena Corona Covid-19 di Italia, Eropa Siaga
"Sebagai mitra industri dan perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial, kami menghargai komitmen dari Nestlé dan seluruh mitra kami, terutama Pemerintah Kabupaten Pasuruan yang telah bersedia untuk bekerja sama dalam mencegah sampah plastik masuk ke lautan," tambah Stren dari siaran rilis yang diterima Suara.com.