Sequis Luncurkan Inovasi pada Produk MiProtection dari MiPower

Selasa, 28 Januari 2020 | 20:24 WIB
Sequis Luncurkan Inovasi pada Produk MiProtection dari MiPower
Peringatan Hari Pelanggan Nasional 2019. (Dok : Sequis Life)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keprihatinan pada kondisi anak muda di Indonesia yang kerap mengalami gangguan mental akibat kecanduan media sosial mendorong perusahaan asuransi Sequis untuk menghadirkan fitur baru nan menarik yang belum pernah ada sebelumnya, yaitu perlindungan terhadap ganguan mental sepeti Obsessive Compulsive Disorder (OCD), Skizofrenia, dan bipolar.

Jenis proteksi ini merupakan inovasi dari produk MiProtection yang merupakan unit bisnis dari MiPower. MiPower sendiri merupakan unit terbaru yang dibentuk pada tahun 2019 oleh PT Asuransi Jiwa SequisLife yang secara khusus didesain sesuai dengan kebutuhan millenial.

Millenial Rentan Terhadap Gangguan Mental Akibat Media Sosial

Media sosial seperti instagram memiliki fungsi sebagai media komunikasi, mengakses informasi terbaru, dan juga sarana untuk meng-update informasi. Namun demikian, jika kurang bijak dalam menggunakannya, maka sarana interaksi online ini malah justru dapat menyebabkan kecanduan.

Baca Juga: Miris, Pemerintah Baru Akan Bentuk Lembaga Penjamin Polis Asuransi

Hasil studi yang dilakukan oleh Royal Society for Public Health and the Young Health Movement pada tahun 2017 di Inggris menunjukkan, bahwa Instagram dapat merugikan kesehatan mental, khususnya untuk usia 14-24 tahun.

Berbagai masalah yang ditimbulkan akibat terlalu intens menggunakan jenis media sosial ini sangatlah bervariasi. Pengguna dapat terkena gangguan fisik seperti mata lelah dan insomnia, masalah sosial dan ekonomi berupa kecemburuan dan rasa iri melihat orang lain yang terlihat lebih bahagia, atau lebih kaya.

Selain itu, masalah lain dapat menyerang mental, yang mana akan menimbulkan rasa takut berlebihan apabila ketinggalan suatu informasi atau dikenal dengan istilah FOMO (Fear of Missing Out), merasa kesepian, kecemasan yang berlebihan, serta depresi. Ditambah lagi, kasus penindasan di dunia maya (cyberbullying)  dan ujaran kebencian (hate speach) pun kini kian marak ditemukan di media sosial.

Kecanduan terhadap media sosial sebenarnya dapat dihilangkan dengan melakukan detoks, atau berhenti mengaksesnya secara bertahap. Memperbanyak waktu untuk berkomunikasi secara langsung dengan orang-orang di sekitar juga dapat membantu upaya untuk berpuasa media sosial.

Namun apabila metode ini tidak berhasil akibat tingkat kecanduan yang sudah terlalu tinggi dan mengakibatkan masalah mental yang mengganggu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari, maka langkah akhir yang harus ditempuh tentu saja dengan melakukan konsultasi kesehatan mental dengan psikolog.

Baca Juga: Sri Mulyani soal Sistem Keuangan dan Kasus Asuransi

Sayangnya, kesadaran masyarakat untuk mengobati gejala gangguan mental masih rendah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI