Hal tersebut membuat mereka mempunyai kemampuan cost leadership lebih baik, sehingga mampu menawarkan harga yang lebih rendah.
“Tantangan membuka channel transaksi di marketplace membuat pelaku UKM, tidak hanya harus memiliki kemampuan menciptakan cost leadership yang baik, tetapi tantangan produk serupa (homogenitas product) dan produk tiruan (copycat product) yang sangat mungkin terjadi di pasar yang sangat terbuka,” terang Dodi Soufiadi, Marketing Director Swasti Farm dalam siaran persnya.
Tantangan tersebut tentunya harus dihadapi dengan tidak hanya cukup bermodalkan kemampuan menciptakan sebuah produk dan peningkatan produktivitas produk, tetapi harus diimbangi dengan komitmen menjaga kualitas produk, kemampuan kreativitas dan strategi komunikasi yang baik dengan pembeli dari pelaku UKM yang akan atau sudah membuka channel transaksi di marketplace.
Untuk produk ikan hias seperti Ikan Guppy yang ditawarkan oleh Swasti Farm melalui channel transaksi di marketplace mempunyai standar harga yang lebih tinggi dibandingkan produk yang lain.
Baca Juga: Hadir di Indonesia, "Satuair" Aplikasi Marketplace Ikan Hias
Tentunya hal ini menjadi tantangan terbesar untuk mengkomunikasikan Swasti Farm sebagai sebuah entitas yang sangat berbeda dengan penjual ikan guppy yang lain meskipun dengan produk yang sama.
Sebagai contoh, jenis (strain) Albino Full Red di marketplace shopee paling rendah ditawarkan oleh penjual lain dengan Rp 5.000 untuk setiap pasang, namun Swasti Farm, kata kata Danang Prima, CEO Swasti Farm, menawarkan jenis (strain) yang sama dengan diversifikasi harga mencapai 6900% dibandingkan penjual lain atau dengan harga Rp 350.000 untuk setiap pasang pembelian.
Sebagai salah satu ikan hias yang mengalami peningkatan jumlah penghobi yang sangat besar selama periode 2017, 2018 dan 2019, Ikan Guppy mempunyai peluang pasar yang sangat besar dibandingkan ikan hias yang lain.
“Ketika sebuah jenis (strain) ikan guppy mampu ditawarkan dengan harga yang sangat tinggi, saya berkeyakinan ikan guppy tersebut ada di kualitas yang paripurna, selain jumlahnya yang sangat besar, penghobi ikan guppy sangat kritis terhadap kualitas sebuah produk yang ditawarkan,” jelas Johannes Gea, salah satu juri kontes Ikan Guppy Internasional dari Indonesia.
Baca Juga: Relokasi Pedagang Ikan Hias Jatinegara