Suara.com - Pergeseran budaya dan konsumsi digital yang semakin merata di seluruh Indonesia berimplikasi dengan rutinnya masyarakat Indonesia melakukan transaksi pembelian barang melalui pasar digital.
Salah satu platform pasar digital yang secara konsisten mengalami pertumbuhan transaksi pembelian barang setiap tahun adalah e-commerce dengan basis marketplace.
IPrice Group mencatat ada 49 e-commerce yang aktif menjalankan transaksi jual beli di Indonesia.
IPrice Group adalah situs meta-search yang beroperasi di Indonesia dan empat negara lain di Asia Tenggara serta Hongkong.
Baca Juga: Hadir di Indonesia, "Satuair" Aplikasi Marketplace Ikan Hias
Situs meta-search tersebut mencatat jumlah trafik bulanan di seluruh e-commerce di Indonesia pada kuartal II 2019 sebanyak 481,59 juta. Tokopedia menjadi pemimpin perolehan trafik kunjungan bulanan di Indonesia dengan 140 juta trafik setiap bulan.
Dengan pertumbuhan traffic yang sangat tinggi dan konsisten di channel marketplace, mendorong para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk mengekspansi pasar melalui channel marketplace yang diharapkan akan meningkatkan skala produktifitas dan kreatifitas dalam mengakuisisi pasar.
Namun potensi pasar dan traffic yang sangat besar sangat berimbang dengan penerapan algoritma untuk berkompetisi yang diterapkan oleh pemilik marketplace.
Salah satu yang paling terdampak adalah simetrisnya informasi dari satu produk dengan harga yang beragam dan sangat kompetitif.
Simetrisnya sebuah informasi menyebabkan daya tawar penjual kepada pembeli menjadi sangat rendah, yang pada akhirnya loyalitas pembeli kepada sebuah produk ditempatkan pada harga yang paling murah, bukan lagi loyalitas kepada pemilik pelaku UKM.
Baca Juga: Relokasi Pedagang Ikan Hias Jatinegara
Hal tersebut justru akan membuat pelaku UKM harus bersaing dengan pemilik modal yang mempunyai kemampuan efisiensi produksi, rantai pasokan (supply chain) dan logistik yang lebih baik yang ikut menjajakan barang dagangan di tempat yang sama.