"Kami optimistis TEI tahun ini bisa lebih baik dari tahun lalu. Melalui kegiatan penjajakan bisnis (business matching), diharapkan tercipta lebih banyak lagi kerja sama bisnis antara buyer dan peserta pameran sehingga dapat memperluas jaringan pemasaran ke mancanegara," lanjutnya.
Dalam zonasi tersebut, terdapat beberapa zona khusus, seperti zona Promosi Terpadu Sektor Perikanan Dan Holtikultura, Paviliun Indonesia Design Development Center (IDDC), Paviliun Usaha Kecil Menengah (UKM) Alumni Pendidikan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI), Pangan Nusa, dan Paviliun Kayu Ringan.
Mendag juga mengungkapkan, sinergi kementerian dan lembaga semakin terlihat dalam beberapa kegiatan pendukung yang baru hadir di TEI tahun ini. Beberapa kegiatan tersebut yaitu Stan ASEAN, berupa stan informasi perwakilan negara-negara ASEAN; Help Desk, stan yang menyediakan informasi seputar regulasi perdagangan hasil sinergi antara Kementerian Perdagangan, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Keuangan, Badan Standar Nasional, Badan Pengawas Obat dan Makanan, dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI); Gelar Wicara Trade and Investment Forum yang menghadirkan Menteri Keuangan Sri Mulyani; Cilacap Business Forum 2019; Trade Start Up Conference; Paviliun Promosi Hasil Pertanian dan Perikanan; dan kegiatan Forum Kementerian Luar Negeri.
Selain itu, ada pula peluncuran Situs Web Ekspor Impor Kemendag https://exim.kemendag.go.id, sebagai terobosan peningkatan daya saing Indonesia melalui fasilitasi perdagangan dan pengamanan akses pasar negara tujuan. Mendag mengatakan, Kemendag berupaya menyediakan informasi terkait ekspor selengkap mungkin.
Baca Juga: Kemendag Bakal Dilebur, Begini Respons Mendag
"Situs ini memuat sistem informasi mekanisme ekspor, seperti persyaratan ekspor, tarif, serta tindakan nontarif (NTM) komoditas ekspor pada 17 negara yang sudah melakukan ratifikasi perjanjian dagang. Sistem ini akan membantu pelaku usaha dalam menentukan negara tujuan ekspor berdasarkan skema yang lebih mudah dan menguntungkan," ujar Mendag.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN), Dody Edward mengungkapkan, kegiatan pendukung yang telah rutin dilakukan di tahun-tahun sebelumnya juga kembali dilaksanakan, yaitu Seminar Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi; Diskusi Regional; Kompetisi Usaha Rintisan (Start Up) Berorientasi Ekspor (Export Start Up Competition); Konsultasi Bisnis; dan Gelar Wicara.
Selain itu, lanjut Dody, pemerintah juga menganugerahkan eksportir Indonesia yang telah berprestasi meningkatkan nilai ekspornya secara berkesinambungan. Tahun ini Penghargaan Primaniyarta diberikan kepada 26 perusahaan penerima Primaniyarta 2019 yang dibagi dalam empat kategori, yaitu Kategori Eksportir Berkinerja (8 perusahaan), Kategori Eksportir Pembangun Merek Global (5 perusahaan), Kategori Eksportir Pelopor Pasar Baru (5 perusahaan), dan Kategori Eksportir Potensi Unggulan (8 perusahaan).
Pemerintah juga memberikan Penghargaan Primaduta kepada buyer mancanegara yang secara konsisten meningkatkan nilai impor dari Indonesia. Tahun ini, Primaduta Award akan diberikan kepada 45 buyers yang terbagi dalam tiga kategori pasar tujuan (pasar utama, pasar potensial dan pasar prosfektif). Dari 45 buyers tersebut, terdapat penghargaan kategori khusus “Challenging Market” yang diberikan kepada 4 buyers dari 4 negara.
Baca Juga: Kemendag Musnahkan Barang Impor Ilegal di Tambak Langon Surabaya